Angga Rovita

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Aku, Allah dan Lilin

Aku anak yatim piatu yang ditinggal oleh bapak/ibu pada saat kebahagian akan menghampiri aku, pada saat itulah kehidupan aku berubah seperti ada ombak atau tsunami yang menghantam semua kebahagian aku, semenjak itulah aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa yang aku pikirkan aku kira aku akan bahagia, tapi aku rasa tidak. Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi dalam hidup ku. Pada saat itu aku hanya memilih diam, aku inginkan orang yang benar-benar meyayangi ku, benar-benar menjagaku, aku hanya ingin ada yang benar-benar mengerti, dan aku ingin suatu saat nanti aku menemukan suatu kebahagian.

Pada saat itu aku berucap dalam hatiku Ya Allah, aku hanya tidak ingin mengeluh, aku ingin merasa nyaman, aku ingin pergi dari sini Ya Allah, aku lelah untuk semua ini apalagi dengan ada masalah yang menimpa ku setiap tahunya tiada hentinya (cobaan apalagi ini Ya Allah), siapa yang peduli dengan ku???aku rasa tidak ada!!! Saudara menjauh teman-teman dan kawan dekat pun menjauh. Aku hanya merasa sendiri, selalu mencoba menghadapi masalah ku sendiri, tapi Aku? Aku hanya manusia biasa, aku punya batas kesabaran, aku tidak akan melakukan sesuatu tanpa ada yang memulai, aku hanya ingin membela diriku. Hanya itu, simple!

Mungkin ini semua sakit, dan teramat sakit, sampai-sampai aku tidak tahu harus bercerita kepada siapa?saudara ku?sahabat kua?orang aku saying? Imposissible, mereka semua hanya menginginkan kebahagiannya sendiri, ini semua seperti balap lari siapa yang dluan sampai ke garis finish, maka itulah pemenangya seperti halnya orang yang egois.

Aku belajar untuk dewasa tetapi, aku tidak bisa menahan rasa sakit ini, aku hanya berpura-pura tersenyum di depan mereka, aku tidak mau mereka beban yang ada di pundak ku. Bahkan aku sampai tidak bisa berkata-kata untuk membela diri ku, aku tidak bisa, aku tidak sanggup untuk menghadapi semua ini. Mengapa? Aku seperti ini?Mengapa Allah SWT?Mengapa aku hanya mecoba tegar dalam setiap masalah ku, aku dipergunjingkan dihina didepan teman-teman ku, ibarat permen karet habis manis sepah dibuang!Aku belajar dari semua kesalahan ku dan aku mulai membangun diri lebih baik lagi, tapi aku butuh seseorang motivator yang benar-benar menyangi ku. Sampai kapac aku memendam semua ini?atau dampai nafas ku terhenti? Semua kucurakhan hal tersebut melalui salat tahajud ku kepada Sang Pecipta Allah SWT. Aku tahu hanya Allah SWT yang mengerti aku, hanya Allah SWT Motivator ku.

Dalam salat tahajud ku Allah memberi petunjuk dengan mati lampu dirumah ku dan mengambilah aku sebuah lilin dan ku nyalakan lilin tersebut dan aku merenung. Ya mungkin biarkan waktu yang terus berjalan, aku hanya mempunyai satu kesempatan untuk hidup di dunia ini, aku hanya ingin bersabar sampai waktu akan habis, aku tahu Allah SWT masih mau menguji dengan coba-cobaan ini dengan renungan ku seketika aku berpikir Apakah ini petunjuk Allah??? Ya Dengannya mati lampu dirumah ku dan dengan sebuah lilin yang telah ku nyalakan ku renungkan lilin tersebut diantara kegelapan malam ada sebuah cahaya….Apakah ini petunjuk Allah?? Dimana Allah memberikan petunjuk dengan cahaya, kesesatan sebagai gelap. Ini mengisyaratkan, pasukan kesesatan tak memiliki sedikitpun daya di depan pasukan cahaya. Ia hadir ketika pasukan cahaya menghilang. Tak ada yang dapat kita selesaikan dengan kutukan. Sama seperti tak bergunanya, ratapan di depan sebuah bencana, musibah, masalah dan lainnya,. Sebab tindakan itu tidak menunjukan sikap positif dalam menghadapi realita.

Kebesokkan paginya aku membaca sebuah grup whats app dan ada sebuah kutipan di WA tersebut adalah lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan. Disini ada sebuah pengajaran yang baik bagi ku bahwa sudah saatnya kita membuang kecenderungan meremehkan potensi diri kita. Ketika kita mempersembahkan sebuah amal yang sangat kecil, saat itu kita harus membesarkan jiwa kita dengan mengharap hasil yang memadai. Sebab amal yang kecil itu, selama ia baik, akan mengilhami kita untuk melakukan amal yang lebih besar. Akhirnya, tutuplah matamu dan nyalakan lilin, lalu: “Katakanlah, telah datang kebenaran. Sesungguhnya kebatilan itu pasti sirna”.

Dari sinilah aku mulai bangkit dari hidup dan aku mersakan lebih ringan dari sebelumnya ternyata Allah SWT memberikan petunjuk dari sebuah lilin ternyata curhatan hati ku kepada-Nya tidak sia-sia semua di jawab oleh-Nya. Maha besar Allah Swt

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Amal yang kecil itu, selama ia baik, akan mengilhami kita untuk melakukan amal yang lebih besar." Mantap bu Angga.

05 Jun
Balas

Subhanallah, sukses terus.Allah memberi apa yg kita butuhkan.bukan memberi apa yg kita Mau.

05 Jun
Balas



search

New Post