Masih Sakit

Bingung mau menulis apa? Mengeluh lagi tentang sakit? Sebenarnya bukan mengeluh ya. Hanya berbagi rasa. Kalau mengeluh terus, dimana letak kesabaran kita? Memang, sabar itu mudah diucapkan dan sulit dilakukan. Itulah manusia kebanyakan.

Sehari sebelum lebaran, motor yang ditunggangi rebah kuda di jalan. Masih untung tidak parah. Hanya lecet dan memar. Sehari setelah lebaran diare. Perut kaget. Setelah sebulan berpuasa makan teratur. Setelah puasa langsung konsumsi gulai dengan tingkat kepedasan tinggi. Jajanlah ke dokter. Lima hari tidak makan sambal, santan, dan yang pedas-pedas. Tidak pake sambal ya tidak enak. Mau sakit terus atau mau sembuh? Ya mau sembuhlah.

Diare kelar lanjut ke dokter gigi, cabut geraham yang sudah goyang. 

Baru abis obat dari dr. Gigi disambung dengan flu, pilek dan batuk. Subhanallah.

Allah benar-benar menguji kesabaran saya. Sakit yang dirasakan otomatis Allah sudah mulai mengurang nikmat-nikmat dunia. Agar kita selalu ingat dan lebih mendekatkan diri kepadaNya.

Ya Allah Ya Rabb ampuni dosa-dosa, maksiat-maksiat, dan kelalaian-kelalaian yang telah Hamba lakukan. Semoga Hamba bisa itiqomah dan selalu berada di jalanMu, Aamiin.

(Memaksakan menulis)

Cimanengah, 23 Mei 2022