Ani Hidayati

Ani Hidayati, lahir di Trenggalek, 27 Januari 1978. Penyuka kue basah. Peaceful love. Pengajar di MTsN 5 Jember...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cinta Kontrak (tagur 71)

Nana mengungkapkan perasaannya padaku. Dengan sesenggukan, mengalirlah cerita kenapa dia tidak mau berpisah dengan lelaki yang sudah mengkhianatinya itu. Aku terdiam dengan perasaan dongkol, mendengarkan celotehannya tentang sang pujaan hati yang tak lebih dari seorang munafik bagiku. "Aku tidak bisa meninggalkannya, dia sangat berarti bagiku! lebih baik aku mati, daripada harus berpisah darinya!" Semakin dongkollah hatiku. Tak kuasa lagi aku menahannya. Meluaplah semua marahku. "Aku semakin tidak bisa mengenalmu! kau sahabatku dari kecil. Yang kutahu, kamu adalah sosok yang kuat. Tapi hanya karena si Ugi munafik itu, kamu mau bunuh diri! Kau tahu Nana, ...kalau si Ugi melihatmu seperti ini, bukan rasa kasihan yang dia tampakkan, tapi sebuah kemenangan! Dia merasa sudah mampu menaklukkan wanita sepertimu! Kau sendiri yang mengatakan dia sudah mengkhianatimu, dia pergi denngan Susi, teman sekantormu! masih saja kau mengharapkannya!"

Kuluapkan semua kedongkolanku sampai tuntas! Aku betul-betul muak dengan tingkah si Ugi. Pun juga sikap Nana yang masih saja tidak mau berpisah dengannya. Sudah 6 tahun lebih mereka pacaran. Mulai saat kuliah sampai mereka sudah punya pekerjaan masing-masing. Sejak mulai bekerja, Ugi sering mendua hati. Setiap kali Nana memergokinya, Ugi memohon ampun sampai bersujud di depan Nana. Setelah selingkuhannya pergi, Ugi kembali ke Nana. Begitu seterusnya. Entah sampai berapa kali Ugi selingkuh. Aku sudah lupa menghitungnya. Heran!! Aku benar-benar heran! Apa yang telah merasuki Nana. Apakah Ugi telah menggunakan pelet untuk Nana? Ataukah...jangan-jangan...ah...tidak mungkin. Nana seorang wanita yang alim. Dia sudah mulai berjilbab sejak SMP. Keluarganyapun seorang tokoh agama. Tidak mungkin dia hamil! Kuhapuskan semua negatif thinking ku.

"Jadi... kenapa kamu tidak mau meninggalkan Ugi? Aku sudah punya pikiran kotor nih! Atau... pikiranku benar? Cecarku pada Nana.

"Apa maksudmu?" Nana jadi bingung.

"Jangan-jangan kamu hamil? aku salah, kan?" sudah tak kuhiraukan lagi perasaannya. Aku betul-betul capek dengan semua ini.

"Pikiranku masih waras, non.... aku masih takut dosa!"

"Kalau takut dosa, kenapa mau bunuh diri! Dasar konyol!!...terus kenapa?"

"Karena...Ugi...punya hutang banyak sama aku! Sudah ada perjanjian bermaterei. Kalau kulepas, uangku melayang!!"

Astaghfirullah....kutepuk jidatku tujuh kali sebanyak obat bintang tujuh!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wowww...mkin cetar tulisannya Kaka'

13 Dec
Balas



search

New Post