Guru juga manusia, bisa marah bisa kesal dan juga bisa murah senyum dan sabar. Hari ini saya ingin 'ngudo rasa' alias curhat pengalaman kecil saya sebagai guru untuk refleksi saya menyambut HGN tahun ini. Pengalaman sederhana yang patut saya sadari sebagai cerminan saya bilamana itu terjadi pada siswa saya. Jangan sampai ada kalimat dari siswa, ibu sih enak tinggal bilang aja? kalau udah terjadi, gimana dong! hehehe begitu kira-kira ungkapan suatu penyesalan bila ada kejadian yg tidak menyenangkan.

Curhatan itu dimulai dari hal ini...Apa yang terjadi bila draft yang anda sudah tulis tiba-tiba hilang gara-gara internet juga tidak stabiL? sudah rapi pakai image juga dan lain-lain yang memperindah text yang kita tulis.  Mau marah? wkwkwk pasti lah...ini seperti yang saya rasakan saat ini. Terus ada hasilnya kala kita marah? hehehe. Ternyata kemarahan tidak menghasilkan apa-apa selain kita harus move on dan...Rewrite again.

Tahun 2018 saya mencoba untuk bergabung dengan gurusiana dan mencoba untuk ikut serta dalam kegiatan guru menulis. Hal itu ternyata juga tidak mudah, namun saya paksakan diri saya untuk melakukannya sehingga lahirlah buku cerpen saya yang pertama. 

Saat ini saya sedang didepan laptop dan mencoba mengkukuhkan tekat saya bahwa melakukan sesuatu yang baik itu memang perlu dipaksakan. Karena memaksakan hal yang baik itu juga perlu pengorbanan, kesadaran, dan juga kesabaran.

Sebab setelah kita mampu memaksakan hal yang baik untuk kita lakukan, hal yang akan terjadi selanjutnya adalah membudayakan hal tersebut sehingga menjadi hal yang sangat enteng untuk kita lakukan selanjutnya. Bahasa kerennya adalah "istiqomah".

Semua hal baik ini tidak bisa serta merta mudah kita lakukan karena tekad saja tidak cukup teman, kita harus mau merubah mindset kita dari hanya sebagai "penyimak" menjadi sebagai "pelaku" yang berkontribusi. Okey teman, ayo semangat melakukan hal-hal yang baik dan membudayakannya.