Takdir yang mengajakku menjadi keluarga besar media guru. Takdir yg membisik di telingaku untuk menjadi anggota pelatihan Sagusabu Tangerang. Jauh posisiku dari Tangerang, tapi dunia maya mendekatkan lokasi. Dunia maya menjadi ajang silaturahmi kumpulan orang-orang hebat, ciut nyali ini sebenarnya, tapi keinginan untuk tertular menjadi orang hebat menjadi pecut bagiku.

Panitia yang ramah, narasumber yang sabar dan telaten, peserta yang kompak perlahan menoreh suatu kata dalam hati "kamu bisa". Yaa....Menghabiskan 50 lembar tulisan dalam sebulan bagi diriku yang pemula begitu berat terasa, langkah terseok, kadang rasa putus asa menghampiri. Kesibukan beraktivitas di sekolah dan di rumah seakan merampas waktu untuk belajar menulis.

Tekadku bulat, aku harus bisa menuangkan pikiranku dalam lembaran lembaran itu, kisah hidup pribadi kutulis pelan-pelan tapi pasti, kisah hidup yang penuh makna ku coba bagikan pada mereka di sana. Buku memoar kupilih sebagai karyaku.

Lima hari sebelum deadline, karyaku selesai. Meski dalam benak selalu terbayang, pantaskah karyaku ini dibaca orang lain? Bermutukah karyaku ini? Tapi dukungan dari narasumber dan panitia bagi kami selaku peserta menyapu halus bayang2 itu. Bismillah... Ku kirim naskahku pada panitia, dijamah oleh tangan editor yang telaten. dan rasa senang menyeruak saat cover buku telah selesai.

Aku tak berpikir apakah karyaku laku dipasaran. Tulisanku akan menentukan nasibnya sendiri. Namun rasa puas itu ada, karena ternyata aku bisa. Meski sadar karyaku hanya seujung kuku saudara-saudaraku yang hebat dalam komunitas ini.