Sahabat Literasiku

Oleh: Anik Zahra

/1/

ILVA ....

Indahnya persahabatan kita

Layaknya lilin di tengah gulita yang menyiramkan cahaya dalam kegelapan

Velvet yang mengusir kebekuan, seperti mentari di pagi buta menghantarkan sinar kehangatan

Anggap sebagai bintang yang mewarnai malam dan tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman

/2/

DWI ....

Dan biarkanlah kisah persahabatan kita terus terangkai kini, esok, hingga nanti

Walau jarak membentang di antara kita

Inginku kita kan terus melangkah bersama dalam suka maupun duka, saling mengingatkan di tengah canda

/3/

ESTRI ....

Entah sampai kapan kita bisa bersama

Saling bergenggaman erat menepis gundah dan nestapa

Tentang cita-cita namun bukanlah angan belaka, tentang cinta yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa, tentang harapan yang hendak digapai di masa datang, tentang kegagalan yang hampir meremukkan keyakinan

Rentang waktu yang panjang menjadi saksi kebersamaan kita

Ingat! Sahabat sejati meski tak terlihat namun selalu menemani setiap saat

/4/

Kawan ....

beribu doa telah kusemat di awal

tetapi memastikan sempat tak semudah menandai tanggal

lihatlah dengan jeli siapa yang mengemudi

mungkin kelak kau maklumkan: Telatku adalah tepat waktunya Tuhan

.

Jombang, 9 Januari 2022

.

#Tantangan_Menulis_365Hari

#Tantangan_Gurusiana

#Hari_Ke8

_________________

Catatan:

Puisi di atas adalah puisi akrostik yang ditulis dengan menggunakan huruf dalam sebuah kata di setiap baris. Puisi akrostik agak berbeda dengan puisi lain. Mengapa? Karena huruf-huruf pertama di setiap baris harus menjelma menjadi sebuah kata yang dapat dibaca secara vertikal. Pola rima dan jumlah baris dalam puisi akrostik bervariasi, sesuai dengan jumlah kata yang dibentuk.

Puisi diatas saya persembahkan untuk sahabat literasi saya yang tak pernah lelah berbagi, saling mendukung dan saling mengingatkan di manapun kalian berada.