Yuliani, M.Pd

Pernah bertugas di SMPN 1 Kepahiang, SMPN 2 Kepahiang, SMPN 3 Bengkulu Selatan dan sekarang menjadi guru di SMPN 2 Bengkulu Selatan sejak 2016. Alhamdulillah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Lama tentang Ayek (Nenekku)
Foto : https://rakrumahku.blogspot.com/

Kisah Lama tentang Ayek (Nenekku)

#TantanganGurusiana hari ke 22

Nenekku.

Sudah menjadi rutinitasku untuk pulang ke Pariaman tepatnya di Nagari Koto Panjang Ulakan Tapakis minimal setiap 2 kali sebulan…ya apakah itu karena liburan kuliah..kehabisan beras ( karena selama tinggal di Padang aku disubsidi terus sama nenek) atau sekedar mengantarkan kiriman dari saudara-saudara yang berada jauh di negeri seberang. Ya…terkadang aku juga menjadi pak pos gitu….lumayanlah..kan mempererat silaturrahim juga ada di kasih ongkos sama kakak-kakak sepupu tersebut jadi enjoy aja…hehehehe… (dasar otaknya duit mulu…??!!!). Suatu hari saat aku berkesempatan pulang ke rumah nenek (yang biasa aku sapa dengan sebutan Ayek) di Pariaman. Dikarenakan aku tidak bisa pulang ke Bengkulu dimana kedua orangtuaku sekarang berada…, jadilah aku ke sana. Berlebaran pertama kali di sini sejak aku menginjakkan kaki di Padang ini untuk bersekolah. Sedihnya bukan kepalang..tidak bisa berkumpul dengan ayah ibu dan adik-adik disana…ditambah HP yang tidak berfungsi sama sekali, jadi pas lebaran pun tidak ada komunikasi sama sekali selain di telpon via HP sodara yang lain. Ngga seru sihhh…. mau gimana lagi…tapi , berkumpul dengan Ayek dan Ungku cukup menghiburku. Minimal setiap bangun tidur memandangi hamparan luas sawah Ayek yang telah menguning dan sebentar lagi siap dipanen. Emang sih rumah ayek di kelilingi oleh sawah. Dan Subhannallah …aku bisa memandangi matahari terbit setiap pagi…satu hal yang tidak kudapati di rumah kosanku di Padang. Dan udaranya segaarrr bangettt, ditemani oleh kicauan burung dan gembalaan kerbau dan sapi yang bertebaran di sekitar piggiran sawah serta hamparan rumput yang menghijau.

Indah banget…!!!!!! Ada satu pelajaran yang sangat berharga kudapati di setiap aku pulang ke rumah ayek..dengan usia yang sudah uzur, ayek masih kuat untuk memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah.. Tapi kalo untuk bertani mungkin sudah tidak kuat lagi. Ungku yang juga sudah lanjut usia tapi juga masih kuat untuk pergi kemana dia suka dengan sepeda ontanya..mengayuh setiap pagi dan kembali saat akan makan atau mandi dan tidur saja… Sehari-hari ungku akan berada di luar rumah apakah itu sekedar maota-ota di lapau atau semacam pekerjaan yang kukira sudah tidak layak dikerjakan oleh orang serenta ungku. Ungku juga punya hobi unik..sering menghitung angka-angka yang kupikir juga sangat membuang-buang waktu saja… Heran…!!! Sangat heran malah…tapi begitulah ,…ayek juga tidak mampu mencegahnya. Ungku juga punya hobi pergi ke pantai, menemui nelayan yang baru aja menjala atau menangkap ikan di tengah pantai.. Yang suka membawa berjenis-jenis hewan laut. Seperti udang, ikan kecil, kepiting, cumi bahkan ikan yang besar sekalipun. Dan membawa sedikit oleh-oleh laut itu untuk dimasak oleh ayek dirumah. Suatu hari ungku tiba di rumah dengan gantungan kantong plastik hitam berisi ikan dan udang. Pertama menerima itu ayek sangat gembir. Ada yang akan disambal hari ini tanpa harus pergi jauh-jauh ke pasar. Tentu dengan hati gembira pula ayek memasak ikan tersebut, apakah digoreng, digulai atau sekedar dibuat asam padeh. Tentu ayek juga menyediakan semangkuk sayur untuknya karena jujur saja walau suka ayek juga tidak bisa makan makanan itu karena ayek diserang demam dan batuk sehingga ayek harus puasa makan udang dan ikan tersebut. Kebiasaan ungku yang sering ke lapau pagi-pagi sesaat matahari meninggi sudah menjadi kebiasaannya dari dulu, ayek juga tidak bisa merubah itu. Tapi kebiasaan ungku mencari dan membawa ikan dari pantai yang terus dilakoni membuat Ayek terkadang merasa bosan. Siang itu yang dibawanya adalah ikan sebesar jari kelingking terkadang membuat ayek jengkel. Sambil berujar : “kana ko lah ikan sagadang tungau…ka digoreng awak dek batuak..digulai ma cukuik sangan ko… tagia bana ka pantai tu…aa kolah nan dicari…awak makannyo ndak lo abih sekali doh..bisuak ma lamak lai….” Begitulah kira-kira ayek kalo udah mengeluarkan mantera-manteranya. Yang aku heran walaupun begitu, tetap saja ikan kecil dan beberapa ekor udang itu dimasak oleh ayek. Sambil mengaduk gulai ayek juga sering menceracau sendirian..duuhhh…ayek. Akhirnya gulai dan sambal pun masak. Nasi dan lauk sudah tersedia di meja untuk disantap. Ungku pun pulang. Makan dengan lahap sambal dan gulai ikan yang dibuat oleh ayek tadi. Ayek pun turut serta menemani makan. Sambil makan pun ada saja yang dibicarakan, dan terselip komentarnya ” Tadi maupek mabueknyo tapi kini awak sato lo mamakannyo..hehehehehe…..” Ayek…sungguh kau wanita tiada duanya. Aku hanya tersenyum mendengarnya…. Ya Allah…, kabulkanlah doaku. Mudah-mudahan nanti saat aku diberi apapun oleh suamiku untuk dimasak akan aku terima dengan senyuman yang paling manis dan aku kerjakan dengan ikhlas, karena toh…akhirnya aku juga menikmatinya…..^_^

Tapi kini, semua itu hanyalah menjadi kenangan...

Al Fatihah untuk Ungku dan Ayekku.. yang telah berpulang satu tahun yang lalu, demikian juga dengan Ungku menyusul Ayek beberapa bulan kemudian,

Semoga Allah mengampuni dosanya dan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang beriman, Aamiin ya Rabb

Notes:

Ayek : nenek

Ungku : kakek

Maota-ota : ngobrol ngalur ngidul

Lapau : kedai, warung

Asam padeh : Asam pedas, masakan padang yang dimasak dengan air diberi cabe halus dan bumbu-bumbu gulai lainnya.

kana ko lah ikan sagadang tungau…ka digoreng awak dek batuak..digulai ma cukuik sangan ko… tagia bana ka pantai tu…aa kolah nan dicari…awak makannyo ndak lo abih sekali doh..bisuak ma lamak lai : Untuk apa ikan sebesar tungau (hanya perumpamaan, memangnya ada ikan sebesar tungau??), mau di goreng sekarang lagi batuk. Mau digulai mana cukup sebanyak ini. Hobi benar pergi ke pantai. Entah apa yang dicari. Kalau dimakan tidak akan sekali habis, besok manapula masih enak lagi.

Tadi maupek mabueknyo tapi kini awak sato lo mamakannyo : Tadi membuatnya sambil mengumpat, tapi kini saya ikut memakannya juga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post