Anisah Musliyani

Penulis bebas Bebas menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web

BALADA SIMON DAN SIMIN DALAM PENDIDIKAN VOKASI

Dalam berita yang dilansir dari www.kemdikbud.go.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

Ada enam intruksi yang ditujukan untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Keenam instruksi tersebut adalah: membuat peta jalan SMK; menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match); meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; meningkatkan kerja sama dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/industri; meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK; dan membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/09/presiden-jokowi-keluarkan-inpres-tentang-revitalisasi-smk

Revitalisasi ini dicanangkan didasarkan bahwa pendidikan vokasi (kejuruan) adalah salah satu solusi menekan angka pengangguran. Namun fenomena yang terjadi saat ini, berdasarkan data BPS dalam (www.m.detik.com, 2016) pada Bulan Februari 2016 pengangguran terbuka tertinggi terjadi pada jenjang SMK yaitu sebesar 9,84%, bisa diartikan bahwa pada setiap 100 angkatan kerja lulusan SMK ada sekitar sekitar 9 hingga 10 orang yang masih menganggur.

Ironis memang, SMK menurut PP no. 29 tahun 1990 pasal 3 ayat 2 dibentuk dengan tujuan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional, malah menjadi penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia.

Mengapa hal ini terjadi ?

Menurut https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. Evans dalam Djojonegoro (1999) http://ayoraihsemua.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-smk.html dalam mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

Pada Permendikbud No. 70 tahun 2013 tentang Struktur kurikulum SMK, menyatakan bahwa struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subyek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya. Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik dan vokasional untuk SMK/MAK, karena adanya mata pelajaran pilihan inilah sehingga di SMK kita kenal cerita parodi tentang Simin dan Simon.

Entah darimana cerita ini berasal, balada Simin dan Simon ini menjadi cerita khas yang mencerminkan pendidikan vokasi di SMK. Alkisah diceritakan Simin dan Simon adalah dua pelajar SMK yang bersahabat, Simin dan Simon berada di jurusan dan kelas yang sama yaitu Budidaya Perikanan.

Kedua siswa ini memiliki kemampuan kognitif dan psykomotor yang berbeda. Simin berbadan kekar dan terampil dalam praktek budidaya Ikan, pengelolaan kolam dan pembuatan pakan, tetapi untuk nilai akademik Simin tergolong rendah. Artinya kemampuan keterampilan motorik Simin lebih tinggi dari kemampuan keterampilan intelektual (kognitif). Kebalikannya dengan Simon, Simon memiliki nilai akademik yang tinggi, cerdas, berjiwa wirausaha tetapi lemah dalam praktek kejuruan atau keterampilan motoriknya (psykomotor)

Dua karakter siswa ini sering kita temui berada di SMK, idealnya memang dalam pendidikan diharapkan siswa mempunyai kemampuan yang tinggi baik kognitif maupun psykomotor. Namun ketimpangan kemampuan siswa kadang sering kita jumpai, seperti cerita Simin dan Simon diatas.

Lebih jauh marilah kita pahami apa kemampuan belajar itu ?

Kemampuan Belajar dalam http://www.asikbelajar.com/2013/07/kemampuan-belajar-menurut-robert-m-gagne.html Gagne mengkaji masalah belajar yang kompleks dan menyimpulkan bahwa informasi dasar atau keterampilan sederhana yang dipelajari mempengaruhi terjadinya belajar yang lebih rumit. Menurut Gagne ada lima kategori kemampuan belajar, yaitu : A. Keterampilan intelektual atau kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya masing-masing dengan penggunaan lambang. Kemampuan ini meliputi: asosiasi dan mata rantai (menghubungkan suatu lambang dengan suatu fakta); diskriminasi (membedakan suatu lambang dengan lambang lain); konsep (mendefinisikan suatu pengertian atau prosedur); Kaidah (mengkombinasikan beberapa konsep dengan suatu cara); kaidah lebih tinggi (menggunakan beberapa kaidah dalam memecahkan suatu masalah); B. Strategi/siasat kognitif yaitu keterampilan peserta didik untuk mengatur proses internal perhatian, belajar, ingatan dan pikiran C. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mengenal dan menyimpan nama atau istilah, fakta, dan serangkaian fakta yang merupakan kumpulan pengetahuan D. Keterampilan motorik, yaitu keterampilan mengorganisasikan gerakan sehingga terbentuk keutuhan gerakan yang mulus, teratur, dan tepat waktu E. Sikap, yaitu keadaan dalam diri peserta didik yang mempengaruhi (bertindak sebagai moderator atas pilihan untuk bertindak). Sikap ini meliputi komponen afektif, kognitif dan psikomotorik.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, kemampuan belajar siswa berbeda-beda. Yang diharapkan adalah siswa memiliki kemampuan belajar yang baik. Namun dalam kenyataannya tidak semua siswa memperoleh hasil belajar yang baik. Dalam Zamanmania Aceh (2013) ada beberapa factor yang mempengaruhi kemampuan belajar seorang siswa, yaitu:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari diri pribadi manusia itu sendiri yang membawa pengaruh terhadap hasil belajar. Faktor internal ini terbagi dua yaitu psikologi dan fisiologis.

1. Faktor Psikologis

Adapun faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar terdiri dari :

Bakat dan Intelegensi, merupakan faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya kemampuan belajar seseorang. Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan, sesuai yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (1986:28) mengatakan : “Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan pembawaan yaitu mengenai kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu”.

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan pada diri seseorang. M. Ngalim Purwanto (1986:28) menyebutkan : “Kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu”.

Minat, pada umumnya minat yang tinggi akan menghasilkan kemampuan belajar yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995:180) Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting dan bila siswa melihat banyak hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat untuk mempelajarinya.

Motivasi, faktor motivasi juga mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi Arde N. Fransen dan Maslow dalam http://www.asikbelajar.com/2013/07/kemampuan-belajar-menurut-robert-m-gagne.html mengemukan sebagai berikut :

- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru

- Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran

- Adanya ganjaran untuk hukuman

- Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat

- Adanya kebutuhan kecintaan

- Adanya keinginan yang harus tercapai.

Emosional, Emosional seseorang disebabkan oleh keadaan seseorang yang emosinya tidak stabil, rasa cemas, rendah diri, rasa jiwanya tertekan dan lain-lain. Emosional adalah bagian perasaan, sedangkan perasaan belum tentu emosi menurut Ahmad Thanthowi (1991:90) mengemukakan : “Emosi adalah perasaan yang telah meningkat pada taraf tertentu, dalam usaha meningkatkan kemampuan belajar faktor emosi juga sangat berpengaruh, ini disebabkan walau bagaimanapun seseorang anak jika sudah ada rasa benci terhadap pelajaran tersebut, tentu akan mempengaruhi hasil belajar.

Ambisi dan Tekad, ambisi merupakan energi yang potensial dalam diri seseorang. Hal ini sesuai pernyataan Hasbullah Thabrany (1994:35) mengatakan “Orang yang mempunyai ambisi besar dan tekad yang kuat, tidak bisa dibantah lagi bahwa sebagian sukses di tangan”.

2. Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi, seperti halnya faktor kesehatan, faktor keadaan panca indera atau cacat tubuh, faktor-faktor ini merupakan modal bagi manusia seperti halnya faktor kesehatan jasmani dan rohani.

Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

Kesehatan, terdiri dari kesehatan jasmani dan rohani, kesehatan jasmani merupakan pendukung utama, kalau kesehatan badan fit, tubuh sehat dan normal, dimana pada tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat pula, pikiran tidak dapat bekerja dengan baik tanpa jasmani yang sehat.

Keadaan Panca Indera, panca indera merupakan bagian dari tubuh manusia yang sangat vital dalam proses belajar mengajar, dengan panca indera manusia bisa melakukan kegiatan baik kegiatan belajar maupun kegiatan untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah hal-hal atau situasi di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi kemampuan. Menurut Slameto (1995:60) mengatakan “Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar seseorang ada tiga kelompok yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat”.

Faktor Keluarga, orang tua memiliki andil yang besar dalam pendidikan dini anaknya, karena pendidikan yang pertama kali diterima seorang anak berasal dari orang tua.

Peran keluarga dalam pendidikan sangat dominan seperti halnya pengaruh orang tua terhadap anak-anaknya, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota-anggota keluarga, suasana keluarga dan keadaan ekonomi keluarga.

Faktor Sekolah dan Lembaga Pendidikan, sebagai pusat pengembangan ilmu, lembaga pendidikan juga mempengaruhi kemampuan belajar anak.

Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi proses belajar dari faktor sekolah adalah sebagai berikut :

Guru, guru yang efektif dapat mendukung kemampuan anak didik, sikap dan penampilan yang dimiliki oleh guru sebagai pendidik, guru harus dapat memotivasi siswa, membangkitkan minat siswa dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa.

Metode Mengajar, metode belajar dalam mengajar merupakan faktor yang harus dipelajari dalam menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi dan dapat menentukan hasil seperti yang diharapkan.

Kurikulum Sekolah, diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu berupa penyajian bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Pengertian kurikulum menurut definisi Kerr, J.F (1968) dalam http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Fasilitas Belajar, fasilitas yang cukup ikut mempengaruhi proses belajar mengajar. Kartini Kartono (1995:6) berpendapat bahwa : “Lengkap dan tidaknya peralatan belajar, baik yang dimiliki siswa itu sendiri maupun yang dimiliki sekolah dapat menimbulkan akibat tertentu terhadap kemampuan siswa. Kekurangan peralatan belajar dapat membawa akibat yang negatif”.

Disamping tersedianya fasilitas-fasilitas belajar, keterampilan menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut sangat dituntut dalam belajar.

Disiplin Sekolah, Disiplin yang dilaksanakan dengan baik dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Slameto (1995:67) menjelaskan bahwa : “Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplinnya kurang diperhatikan, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar”.

Keadaan Lingkungan Sekolah, Keadaan lingkungan sekolah sangat berkaitan dengan proses belajar mengajar contohnya kondisi ruangan yang memungkinkan untuk belajar, jauh dari kebisingan, nyaman, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

Faktor Masyarakat, masyarakat sangat mempengaruhi kemampuan belajar, karena selain di sekolah siswa juga berinteraksi dengan masyarakat yang berada di sekitarnya. Faktor masyarakat yang lebih dominan mempengaruhi kemampuan belajar anak adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, pola kehidupan masyarakat dan teman bermain.

JIka faktor-faktor diatas dapat dipenuhi dengan baik, maka siswa akan memiliki kemampuan belajar yang baik. Namun untuk memenuhi semua faktor-faktor diatas tentunya hal ini teramat sulit mengingat kompleksitas permasalahan yang dihadapi siswa, sehingga untuk membentuk kemampuan belajar siswa yang tinggi baik kognitif maupun psykomotornya tentunya diperlukan kerjasama yang seimbang antara orang tua, sekolah dan masyarakat.

Dari cerita parodi Simin dan Simon bisa kita simpulkan bahwa Pendidikan SMK tidak menciptakan salah satu dari kedua siswa tersebut, Simin saja atau Simon saja. Tetapi menciptakan atau membentuk perpaduan keduanya, yaitu siswa yang memiliki kemampuan kognitif dan psykomotor yang tinggi. Simin yang terampil dalam praktek kejuruan juga Simon yang memiliki nilai tinggi dalam akademis dan kewirausahaan. Jika SMK dengan struktur kurikulumnya dapat membentuk Simin dan Simon maka jumlah pengangguran yang berasal dari SMK bisa ditekan. Siswa SMK tidak hanya mengisi dunia usaha dan industri untuk menjadi pegawainya tetapi mampu menciptakan dan mengembangkan dunia usaha dan industri yang baru sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 1994. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kartini Kartono. (1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan.) Bandung: Penerbit Mandar Maju

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

http://www.asikbelajar.com. 2013. Kemampuan Belajar menurut Robert M Gagne. http://www.asikbelajar.com/2013/07/kemampuan-belajar-menurut-robert-m-gagne.html (online) diakses tanggal 21 Maret 2017.

http://ayoraihsemua.blogspot.co.id. 2015. Pengertian SMK. http://ayoraihsemua.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-smk.html (online) diakses tanggal 13 April 2017.

http://www.artikelsiana.com. 2015. Pengertian Kurikulum. http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html (online) diakses tanggal 18 April 2017.

http://www.m.detik.com. 2016. Revitalisasi SMK. www.m.detik.com (online) diakses tanggal 13 April 2017.

https://www.kemdikbud.go.id. 2016. Presiden Jokowi Keluarkan tentang Revitalisasi SMK. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/09/presiden-jokowi-keluarkan-inpres-tentang-revitalisasi-smk (online) diakses tanggal 13 April 2017.

https://id.wikipedia.org. 2017. Sekolah Menengah Kejuruan. https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_kejuruan (online) diakses tanggal 13 April 2017.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kalau tidak salah ingat, saya pernah baca tulisan ini. Tapi di mana ya?

05 May
Balas

saya juga kirim ke kompasiana, mungkin anda baca disitu

12 May
Balas

saya juga kirim ke kompasiana, mungkin anda baca disitu

12 May
Balas



search

New Post