Jeritan di negeri kayangan

Pagi tadi adalah gladi bersih dalam rangka persiapan PKKS yang akan dilaksanakan besuk pagi. Semua team berusaha mempersiapkan bukti fisik komponennya.

“Bu punya media pembelajaran yang sudah jenengan praktekkan dikelas ga, ”tanya bu Nana kepada ibu Suci. Punya bu..” Asyik aku pinjam bu buat bukti fisik komponenku,”rengek bu Nana. Akhirnya bu Suci membuka flasdiknya untuk mencari file datanya tentang media pembelajaran.

“Bu aku mau tanya menurut jenengan isi dari dokumen supervise guru itu apa,”tanya bu Aini. Dengan relax bu Suci menjawab, ya isinya tentang supervise kepala sekolah dalam pelaksanaan KBM. Misal bu Aini mengajar dan di supervise kepala sekolah, apakah jenengan sudah melakukan pembelajaran dengan baik sesuai rpp, apakah sudah menggunakan media pembelajaran dan lain-lain . Hasil supervise setiap guru nanti dikumpulkan dan disatukan dalam dukumen supervise guru.”

Beberapa jeritan hati guru di negeri kayangan itu bermunculan dan bersahutan, mereka harus bisa mengerjakan tugas mereka, walaupun sebenarnya itu tugas kepala sekolah kayangan. Diluar sekolah hujan deras, kami bekerja dengan semangat walau suasana dingin dan tanpa snack yang memadai untuk perut kita…hehe.

Permasalahan:

Apakah seorang kepala sekolah di negeri kayangan itu sudah melakukan kewajibannya?

Apakah salah bila para guru menggarang semua bukti fisik semua komponen?

Siapakah yang harus disalahkan dengan semua itu?

Kemungkinan Solusi :

Seandainya seorang stakeholder seperti kepala sekolah menjalankan tugasnya dengan baik, melakukan supervise guru, memberi teladan yang baik untuk guru dan siswa, menugaskan wakilnya untuk melaksanakan tugasnya maka cerita diatas mungkin tidak akan terjadi.

Tolong untuk para pembaca gurusiana, kemungkinan solusi apa lagi supaya jeritan di negeri kayangan itu tidak akan terjadi lagi di kemudian hari