anis prasetiya ollien

Anis Prasetiyaningsih, S.Pd, M.Pd. biasa dipanggil Ollien, lahir tanggal 14 Agustus 1983 di Surabaya. Penulis lulusan dari TK Wijaya Kusuma Surabaya tahun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Fokus Berkarya Biarkan Takdir Menemukannya

Fokus Berkarya Biarkan Takdir Menemukannya

Tahun 2022 telah kulalui, saatnya aku refleksi diri untuk menemukan kelemahan dan kelebihan diri.  Mudah bagi kita menilai orang lain yang ada di depan mata.  Tapi, aku merasa sulit menilai apa yang berada di dalam diriku.  Satu hal yang mudah bisa aku lakukan untuk menemukannya adalah dengan mengambil agenda pink milikku.  Aku buka tulisan-tulisan yang kubuat selama satu tahun lalu.  Kubaca satu per satu, list To Do dan semua hal yang ada di agendaku.  Banyak hal yang kutulis untuk bisa segera aku buat dan lakukan di tiap bulannya, tapi ternyata hanya sedikit hal yang bisa aku penuhi dari apa yang harus aku lakukan. 

Ada beberapa coretan di agendaku, tentang bagaimana perasaanku saat itu.  Ada catatan tentang betapa aku begitu bahagia dan bangga dengan kemajuan belajar anak-anakku dan siswaku, ternyata aku juga mencatat rasa kecewa dan sedih dengan hal yang terjadi saat itu.  Rupanya kisah sedih kala itu, bisa menjadi bacaan yang membuatku tersenyum saat ini.  Warna-warni tulisan di agendaku seolah menunjukkan aneka rasa yang aku alami ketika aku membuatnya. Salah satu halaman agendaku kutemukan catatan yang cukup besar menggunakan spidol warna merah bertuliskan “I did it” dengan tambahan beberapa gambar love

Saat itu aku sangat bahagia telah menyelesaikan buku pendidikanku yang kedua.  Rasa bahagia dan bangga saat menulis catatan itu teringat jelas.  Paling menarik adalah cerita bagaimana buku itu bisa kuselesaikan.  Buku pendidikan itu sebenarnya sudah tiga tahun lalu aku buat, aku baru bisa menyelesaikannya di tahun 2022.  Waktu yang sangat lama untuk sebuah karya, yang sebenarnya ketika naskah itu sudah 90% tersusun lengkap sebanyak 65 halaman.  Bagaimana aku bisa lupa memiliki naskah buku dan tidak melanjutkannya, rupanya aku terlalu sibuk dengan kegiatan yang ada sampai aku lupa bahwa diri ini berkomitmen akan terus berkarya melalui tulisan. 

Rasa bahagia yang aku dapatkan ketika aku bisa mencapai karya tersebut, nyatanya mampu menyembuhkan beberapa luka yang aku rasakan di beberapa halaman yang kuceritakan pada agenda.  Berkarya itu obat, berkarya itu menyembuhkan, berkarya itu mengangkat derajat, berkarya itu memuliakan peran.  Terbukti jelas, saat ini pun aku lupa dengan rasa sakit dan kecewa yang jika aku baca ulang sebenarnya juga menyesakkan di tahun itu. 

Berkarya tidak melulu tentang menulis buku, berkarya juga bisa dengan menjadi pribadi bermanfaat bagi sekitar kita.  Kita sibuk meng-upgrade sampai pada akhirnya kita akan berada pada komunitas yang se-frekuensi.  Iya, aku dipertemukan dengan komunitas Fasda Literasi Yogyakarta.  Asaku untuk ingin bangkit kembali terus menulis menjadi pemicu utama.  Hasil dari pelatihan fasda justru semakin mantab untukku fokus berkarya, keluar dari zona nyaman dan mau terus belajar dan berdampak.

Komunitas pendidik penulis yang aku ikuti, memberikan semangat dan pecutan besar untukku siap menjadi penggiat literasi di kalangan siswa di sekolah.  Awalnya aku juga masih ragu, tetapi aku sudah mulai bergerak meski jumlah siswa yang bergabung sangat minim.  Aku mencoba menggerakkan siswaku yang berminat menulis bisa bergabung di kelas menulis yang aku bentuk.  Pertemuan perdana pendampingan saat itu lebih banyak pada motivasi menulis.  Kusampaikan tantangan siswa unjuk kemampuan menulis di event lomba menulis nasional untuk siswa yang diadakan oleh mediaguru.id.  Tanggal akhir pengumpulan karya adalah 15 Januari 2023, tetapi sebelum mereka mulai membuat karya untuk lomba, saya meminta siswa untuk membuat tulisan bebas agar saya bisa melihat lebih dulu bagaimana tulisan mereka.  Sebuah impian besar yang sangat mungkin dan aku yakin bisa mewujudkannya.  Aku berharap salah satu atau bahkan lebih dari satu siswaku lolos dalam lomba menulis buku antologi nasional agar bisa menjadi penyemangat tidak hanya untukku tetapi juga buat siswaku yang lain.  Lolosnya karya siswaku nanti semoga menjadi prestige untuk grup siswa menulis yang aku bentuk sementara. 

Tapi, akupun juga telah menyiapkan diriku untuk kemungkinan kecewa jika tidak ada satupun siswa binaanku yang lolos di antologi siswa “wujudkan impianmu”.  Aku harus tetap semangat dan terus berkarya untuk bisa lebih banyak pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal aku membawa dan menggeliatkan literasi di lingkungan tempat aku berada.  Fokus terus berkarya dan biarkan takdir yang menentukan kemana karya-karya itu.  "Jangan biarkan apa yang tidak dapat kamu lakukan mengganggu apa yang dapat kamu lakukan." - John Wooden

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang sangat menginspiirasi..Sukses selalu dalam.karyanya. Salam kenal .

23 Jan
Balas

mashallah maturnuwun bunda

24 Jan



search

New Post