Pejuang Jantung Wangsa
Pejuang Jantung Wangsa
Oleh Anis Shofatun
Hamparan permadani hijau.
Terbentang luas tak bertepi.
Bagai lukisan alam tak berpigora.
Sebuah Maha karya sang pencipta.
Benih-benih kehidupan mulai nampak.
Menghapus pilu pejuang denyut jantung wangsa.
Kala bulir menguning menunduk.
Sejenak harap menghapus dahaga di hulu tubuh
Masa yang dinantipun tiba.
Gemercak suara gendangpun ditabuh.
Beriring menjemput fajar subuh.
Terompa kaki terdengar bersahutan.
Menggelorakan bumi pertiwi.
Kini
Pejuang wangsa itupun mengesir setitik maltosa.
Mengalir keseluruh denyut nadi
Merekah bunga dibalik telaga biru.
Tersenyum, tersipu malu penuh syukur
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren sekali puisinya bu. Indah menawan. Diksinya memukau. Sukses selalu dan salam literasi
Terimakasih Pak Suhargo. Masih belajar menulis
Salam literasi Bu. Lanjuut.
Terimakasih Ibu Nora...Salam sehat dan salam literasi bunda
Puisi yg menyentuh bu..mantul banget
Salam kenal, sukses terus bu Anis
Terimakasih Bapak Sukadi. Masih terus belajar merangkai kata..semoga istiqamah..Salam sehat dan sukses juga buat Bapak