Anitya Wahdini

Anitya Wahdini lahir di Jakarta. Lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, tahun 2005. Bekerja sebagai jurnalis di salah satu med...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Tari Gong

Belajar Tari Gong

Hari ini kembali mengikuti kelas tari virtual. Sebuah tarian lembut dan lemah gemulai dari Borneo, Tari Gong.

"Disebut Tari Gong, karena nanti penari benar-benar akan menari di atas gong," ujar Lita, instruktur tari dari Belantara Budaya Indonesia dari seberang gawai.

Tarian ini cukup pelan ritmenya dan gerakannya tidak terlalu padat. Bagi saya yang sudah tidak terlalu sering menari, tarian ini termasuk cukup mudah. Beda dengan tarian etnik modern nan dinamis yang kelasnya minggu lalu saya ikuti. Itu sih, satu jam menari juga sudah encok. Usia memang tidak bisa bohong.

Selain mudah, gerakan dalam Tari Gong ini sangat cantik. Penari seolah mengepakkan sayap bagai burung enggang yang memang asli pulau Kalimantan. Namun filosofi di balik kelembutan tarian ternyata adalah pesona kecantikan gadis Dayak, khususnya Dayak Kenyah.

Ah, memang pesona tarian tradisional Indonesia tidak pernah akan ada habisnya.

#CintaBudayaCintaIndonesia

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post