Anne M. Anwar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Keikhlasan Hati

Keikhlasan Hati

Semua dari kita mulai melirik setiap apa yang dilakukan para anak baru gede alais abg dikesehariannya. Tak heran jika sabris sering termenung memikirkan kelakuan ponakan perempuannya yang baru saja menikmati dunia remaja. Menjelang waktu pembagian ijazah sekolah dasar, wina seorang bocah manis berpamitan untuk pergi bertandang kerumah sahabatnya. Dia mengatakan, bahwa terlalu sayang jika waktu dilewatkan begitu saja tanpa sebuah moment pengabadian. Bi eti sang ibu menggeleng-gelengkan kepalanya tak henti. Dipandanginya terus sosok sang buang hati sampai ia berlalu hilang menembus waktu.

Ibunda Wina dikenal orang sebagai seorang bibi kantin disebuah sekolah dasar yang cukup terkenal dikampungku. Dia bersuamikan mang dadang seorang laki-laki paruh baya yang banyak dibicarakan orang karena kepiawaiannya menjaga akhlak. Ya, dia sorang yang dapat dipercaya. Disela waktu yang dimilikinya pasangan suami istri seperti bi eti dan mang dadang selalu berupaya memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan cara yang halal. Setelah jam sekolah berakhir, tatkala beberapa siswa terlambat mendapat jemputan para keluarganya mang dadang dan bi eti bersiaga mengantarkan para siswa itu ke alamatnya masing-masing tanpa meminta imbalan sedikitpun. Jelas hal inilah yang menjadikan rejeki mereka melimpah ruah dan berkah.

Suatu hari bi Eti mendapati Wina sang buah hati sakit keras. Beberapa ahli pengobatan yang ada disekitar wilayah tempat tinggalnya tak berhasil menyembuhkan. Meskipun demikian, dengan segenap jiwa pasangan suami istri itu tetap berupaya menjalankan rutinitasnya yang mulia. Tak kurang dari seratus anak berhasil dihantarkannya ketempat tinggal masing-masing. Mereka yang terbantu tentu merasa bahagia tiada tara, dan pastilah doa-doanya makbul. Maka, tanpa disadari kondisi sang buah hatipun berangsur membaik, yang sebelumnya telah divonis jika penyakitnya tidak dapat disembuhkan.

Hal ini benar-benar membuat hati bi Eti dan mang Dadang bahagia. Kebahagiaannya terpancar dari raut muka, disertai dengan keputusan mereka yang teramat berani untuk berhenti dari pekerjaannya yang semula yaitu berjualan dikantin sekolah. Mereka lebih memilih untuk fokus pada pengabdian sebagai penghantar siswa yang lupa dijemput. Alhamdullilah, semoga kehidupan mereka berkah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post