Anne M. Anwar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sarapan Nasi Goreng

SARAPAN NASI GORENG

Memasuki hari ketiga pasca pembagian rapot semester satu, kami belum juga menemukan ide terbaik untuk mengisi liburan. Suara nyaring kFando anak sulungku telah membuyarkan lamunan pagi ini. Entah apa yang menjadikan anak itu teriak-teriak tak jua kupahami. Sampai datanglah waktunya cacing-cacing dalam terut karet ini minta jatah.

“bunda hari ini ada yang jualan roti bakar gak ya?”. Suara lirih putra bungsuku memaksa aku menghentikan fokus perhatianku pada sebuah ayat suci yang tengah kulantunkan. Tanpa bergeser dari posisiku semula, aku hanya memberikan kode tanda setuju saja. Sipunya suara tak menyadari bahwa yang diajak bicara sedang off dari dunia nyata. Maka diulang lagilah sejumlah permintaan yang juga pertanyaan itu. Sementara waktu bergulir, Akupun tak hendak beranjak dari posisi semulaku. Ada sebuah kekhasan yang umum terjadi disuasana pagi. Kebanyakan dari anggota keluarga pada tiap-tiap rumah menjadi seakan egois alias mau menang sendiri. Jika tidak, tak terpungkiri akan terjadilah sebuah petaka.

Ragam petaka yang biasa menghinggapi siapa saja disuasana pagi adalah keributan-keributan kecil. namun demikian, tetaplah sekecil apapun jika tidak segera diantisipasi pasti melebar dan berujung masalah. Seperti yang terjadi dikeluarga Andhika. Hampir diseparu waktu yang kami punya, tidak pernah sepi dari suara-suara ramai mereka. Jika dilihat secara kuantitas tidaklah banyak anggota keluarga kami ini. Hanya berlima saja. Secara jumlah yang masuk pada kelompok bocah ya hanya dua orang saja. Yaitu sang kakak dan adek bontotnya.

Sebagai kakak, alias anak tertua Fando telah dapat menunjukan jiwa kelelakiannya yang memang berbanding lurus dengan porsi seorang kakak. Dia mewarisi sifat sang ayah yang cukup handal dalam mengolah bahan masakan menjadi sajian kuliner yang lezat menggoda. Meskipun baru duduk dibangku SMP kelas VII, kepiawaian Fandopun dalam memasak dapat diacungi jempol. Lain halnya dengan sang adik.

Dia lebih mendominasi sifat dan karakter sang bunda. Mukty kecil mulai menyukai hal-hal yang berbau bahasa. Ya, tentang kebahasaan sebagaimana yang dilakukan ibunya. Waktu bergulir begitu cepat. Tanpa terasa hari pun mulai siang. Jarum jam didinding telah menunjukan pukul 09.00. pagi itu kembali kami dikejutkan oleh tingkah kedua anak lelaki itu.

Ketika aku tengah asyik membaca dari arah belakang kedua mataku ditutup rapap dengan sebuah sapu tangan berwarna ping. Lalu melintaslah aroma khas masakan lezat, nasi goreng spesial yang pasti sudah kukenal sipembuatnya. Mengapa demikian? Karena memang sudah terlalu sering aku menyantapkannya. Ya, dialah malaikat kecilku, chef handal seantero hatiku. Hmm siapa lagi kalau bukan kakak Fando putra sulungku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post