Anne M. Anwar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Saum Arafah

Saum Arafah

Hallo sehat semua? Tak satupun beranjak dari tempat duduk semula. Mereka diam. Tiada mau bicara. Satu dua patah kata tak masalah kalau mau mencoba, ujar sang mentor pada murid-muridnya. Satu hal yang tak bisa kupahami mengapa mereka bisa melakukan ibadah itu. Dengan segala keterbatahan mereka melakukan sunah arafah.

Beberapa kawan tampak semangat menjalani hari-harinya dengan keteguhan hanya mengharap ridho Allah. Tak heran kalau jarang ditemui kerumunan orang yang hendak antri makan siang. Mereka lebih memilih berdiam, istirahan, menghabiskan istirahat siangnya di mesjid atau mushola terdekat.

Tanpa sengaja kudengar berbincangan diantara dua bocah cilik. Masing-masing dari mereka saling menyodorkan cerita dan kisahnya saat berpuasa tahun lalu. Sambil kurapikan alat sholat, kucoba hampiri mereka. Tapi sayang mereka berlalu begitu saja tanpa kutahu kemanakah perginya.

Sepi dan lengang area kuliner yang kulewati, tatkala hari menjelang sore. Takbiasanya tempat ini begitu, bak semut kehilangan gula. Hanya sesekali saja terlihat adanya aktifitas. Syukurlah, gumamku dalam hati. Ini pertanda baik. Semoga saja. Hari ke delapanpun tiba, kami sekeluarga berniat kumpul bersama diwaktu sahur nanti. Beberapa menu makanpun tak lupa siapkan. Mulai dari anak pertama hingga si bontot tak lupa diajak serta, demi menghangatkan suasana.

Sisulung berseloroh, andai saja aku bisa melewati puasa arofah tahun ini dengan sempurna! Sebentar saja langsung kucoba pahami kalimat tadi. Terbelalaklah mata ini, saat ku sadar bahwa benar ada sebuah ketimpangan dalam keluarga kami. Meski tak begitu banyak meninggalkan kenangan manis, namun tetap terpatri dalam diri, sungguh berbeda saum arafah kali ini. Telah berkurang anggota keluarga kami tercinta, sosok tulang punggung keluarga.

Tanpa terasa puasa arafah kamipun tiba pada hari terakhir. Waw sungguh bahagia hati ini. Besoklah waktu yang dinanti. Pikiranku sampai pada persiapan bumbu dan alat pembakar sate. Ah, malu juga rasanya. Belum sampe kumandang adzan maghrib tiba tapi aroma sate kambing khas idul kurbah telah singgah dilidah. Astagfirulloh

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post