Menjadi penulis pemula dan bisa menerbitkan buku itu ‘sesuatu banget’. Awalnya sempat muncul keraguan apakah aku bisa menyelesaikan tulisanku, apakah tulisanku layak dan bisa diterbitkan, tapi akhirnya semua terjawab dengan datangnya buku perdana hasil karyaku.

Buku itu aku tulis berkat dorongan dan semangat dari beberapa teman, mereka menyarankan agar aku menuliskan kisah perjalanan selama belajar di luar negeri. Tahun lalu aku mendapatkan beasiswa untuk kuliah bahasa mandarin dari universitas Huaqiao Xiamen China, setahun di sana tentunya menghasilkan kisah yang kalau dituliskan akan menghasilkan buku yang sangat tebal, tapi yang namanya penulis pemula sekian banyak ide yang ingin dituliskan tapi akhirnya hanya beberapa yang bisa dituangkan dan dikumpulkan menjadi sebuah tulisan.

Horee, akhirnya bukuku terbit juga. Aku ingin mengungkapkan kegembiraan itu, tapi aku pendam saja, tidak ingin ada yang tahu. Bagiku ini menjadi satu pembuktian kalau aku bisa, pembuktian untuk menutup mata sinis, mulut nyinyir dari teman-teman yang menurutku mereka hanya sibuk mengkritik tanpa memberi solusi, mereka yang hanya terlena dengan prestasi masa lalunya, tanpa sadar kalau disaat ini dia minim prestasi.

Aku ‘buta” dengan dunia tulis menulis, ke-butaan itu tidak membuat aku berdiam diri, segala cara aku coba agar bisa melihat bagaimana indahnya dunia tulis menulis. Gerbang itu mulai terkuak disaat ada teman yang mengajak untuk mengikuti kelas menulis yang diadakan oleh suatu instansi pemerintahan kabupaten tetangga, karena tempat kegiatannya diadakan disebuah hotel di kotaku, maka aku memantapkan untuk ikut.

Kelas menulis yang diadakan hanya 2 hari dengan instruktur yang menurutku sangat memotivasi, walaupun cara penyampaiannya agak ‘pedas’. Membuat mata butaku terbuka bahkan terbelalak. Ternyata banyak guru-guru yang sudah menghasilkan banyak buku, ada yang pemula, banyak juga yang sudah lama berkecimpung di dunia kepenulisan. Ada yang menghasilkan satu karya ada juga yang sudah menghasilkan pulahan buku.

Kini aku sudah mulai memiliki kepercayaan diri untuk menulis, memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, Gurusiana dan WhatsApp aku mulai menshare tulisan-tulisan dengan harapan bisa dibaca, dikomentari dan dikritik oleh para pembaca.

Aku juga sudah mendistribusikan buku-buku perdanaku’ Judul buku perdanaku adalah ‘Merindu Azan di Negeri Tirai Bambu’, ternyata dari judulnya banyak yang penasaran ingin membaca, walaupun nanti mereka mungkin akan kecewa karena isinya biasa-biasa saja, hehehe. Ya tidak apalah, karena aku bertekat untuk merevisi dan menyempurnakan isi buku tersebut. Semoga edisi berikut lebih baik dan lebih enak dibaca.

(KELAS MENULIS BUKU KPPL Kemenag Bukittinggi, 11-12 JANUARI 2020)

*****