Siswa Istimewa

"Bapak dari Bukittinggi ya?, Jauh ya Pak, Kok ngajarnya di sini? apa ndak capek Pak?." "Iya Dodo ,kan Bapak memang ambil PNS nya di sini, karena sudah terbiasa bolak balik jadinya sudah ndak capek lagi." jawab saya dengan nada yang ditata selembut mungkin.

Dodo adalah salah seorang siswa ABK di sekolah tempat saya mengajar. Dia memiliki kecerdasan/ intelegensi dibawah teman-temannya, jadi dia tidak bisa memahami pelajaran dengan cepat, memiliki keterbatasan dalam menghafal dan kesulitan dalam membaca.

"Saya pernah ke Bukittinggi sama Mama dan Papa lho Pak, di sana ada Jam Gadang kan Pak? saya pernah naik Bendi juga di sana. Saya suka naik bendi keliling kota, tapi bau pak...Kudanya kayaknya ndak mandi tu.. Dodo ketawa lebar menceritakan pengalamannya naik bendi.

Dodo melanjutkan ceritanya " trus saya juga pernah ke Panorama lho Pak, Panorama tu yang di sana ada Lobang Jepangnya kan Pak? saya tidak berani masuk pak, takut ...nanti ada hantu disana." kali ini wajahnya memperlihatkan raut takut dan ngeri.

Dodo tak putus putusnya bercerita dengan wajah antusias, Saya mencoba untuk menjadi pendengar yang baik dan sekali-kali menanggapi pertanyaan- pertanyaan beruntun darinya.

Sepintas tidak ada yang berbeda dengan Dodo, pakaiannya rapi, bertubuh tinggi, agak chubby dan ceria seperti kebanyakan teman-teman seusianya.

Dodo tergolong aktif, jalannya cepat, terkadang sering berlari- lari kecil, dia suka menyapa guru-guru yang dianggapnya baik dan perhatian kepadanya.

"Bapaaaaaak"... Kalau dengar sapaan panjang seperti itu, saya langsung tahu pastinya itu siswa ABK saya...tak pernah terlewatkan baginya untuk menyapa saya. Terkadang saya berpikir kenapa siswa siswi lain yang bukan ABK tapi kok santun dan sapa nya tidak sebaik Dodo, dan mungkin itu juga yang dipikirkan oleh teman-teman guru lainnya.

Assalamualaikum Bapaaaaaak!!! liburan ke mana?? oa , selamat liburan ya Pak!.”

“Kita kapan mulai sekolah pak? trus pakai baju apa Pak? bawa rapor juga pak?.”

Pagi ini saya dapat sapaan dan pertanyaan beruntun dari Dodo via messenger, melihat banyaknya pertanyaan Dodo saya jadi senyum-senyum sendiri, ternyata dia begitu peduli dan tetap memikirkan sekolah walaupun di suasana libur.

Agar Dodo tidak bertanya lagi, saya langsung membalas messengernya dengan jawaban yang juga panjang lebar.

"Oo begitu ya Pak, makasi ya Pak, Assalamualaikum". Dodo mengakhiri chat nya.

Ternyata Allah maha besar dalam menciptakan makhluknya, ada yang diberi kekurangan, tapi disatu sisi kekurangan itu ditutupi oleh Allah dengan kelebihan luar biasa.

Bagiku Dodo adalah siswa istimewa karena dibalik kekurangannya dalam menangkap dan memahami pembelajaran di kelas, tapi dia memiliki sikap yang ramah, suka menyapa, dan peduli dengan keadaan sesorang.

Padang Panjang, Desember 2019.