Anton Sarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kearifan lokal pendidikan dalam revolusi 4.0
Pengenalan dan Latihan Randai di SDN 07 Muaro Kalaban Kec. Silungkang Kota Sawahlunto

Kearifan lokal pendidikan dalam revolusi 4.0

Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia. Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu. Kebudayaan dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam. Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap orang atau kelompok dalam menentukan hari depan yang semua itu disiasati dengan pendidikan.

Salah satu desentralisasi pendidikan adalah desentralisasi kurikulum. Kementerian Pendidikan Republik Indonesia hanya menentukan standar-standar minimal yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan di tingkat daerah. Standar minimal itu berupa standar kompetensi lulusan, standar isi, standar evaluasi, dan standar sarana dan prasarana. Pengembangan lebih jauh terhadap standar-standar tersebut diserahkan kepada daerah masing-masing. Dengan adanya desentralisasi kebijakan itu, maka daerah dapat mengembangkan potensi wilayahnya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Salah satu kebijakan yang dapat dikembangkan adalah membuat kurikulum sekolah yang berbasis keunggulan lokal atau kearifan lokal yang bisa ditonjolkan dengan pelestarian kebudayaan.

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan sudah mendorong dari berbagai lini untuk menjamin keunggulan lokal atau kearifan lokal tersebut, ini semua bisa kita lihat dari regulasi aturan yang diterbitkan oleh beberapa kementerian terkait upaya untuk bisa menjamin nilai-nilai ini tetap tumbuh dan berkembang guna menunjukkan identitas suatu daerah. Menitik beratkan pada keunggulan lokal atau kearifan lokal ini Kementerian Dalam Negeri Sudah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa, dimana desa harus menata dan mengelola serta menonjolkan kearifan lokal di desa masing-masing yang dibuktikan dengan Peraturan Desa Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

Menyikapi hal diatas dan unutuk menjamin pendidikan berbanding lulus dengan tuntutan zaman, Sekolah Dasar Negeri 07 Muaro Kalaban Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto, ikut andil dalam pelestarian kearifan lokal ini dengan jalan pengenalan dan pelatihan kesenian Randai (salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu) untuk peserta didik.

Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang. Sehingga peserta didik bisa mengambil hikmah dari setiap gerakan dan kisah dalam alur cerita yang ditampilkan, guna mereka siap untuk mengadapi perkembangan zaman di era milenial dan Indonesia Cerdas Berkarakter dalam Revolusi Industri 4.0 yang sejalan dengan kearifan lokal didaerah masing-masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ternyata untuk menjadikan randai sebagi ekskul kita sangat sulit terwujud. Materinya yang sulit, sangat susah oleh siswa kita untuk memahami dan melakukan. Namun tidak sedikit sekolah terutama SD di kota Sawahlunto yang telah memiliki group randai yang siap untuk berkopetensi dan beraksi. Kira kira bagaiamana ya, kok sekolah kita susah?

11 Dec
Balas



search

New Post