Anto Santosa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KEMARIN, HARI INI, DAN SETERUSNYA PANCASILA

KEMARIN, HARI INI, DAN SETERUSNYA PANCASILA

Dari kecil kelima sila Pancasila sudah di luar kepala dapat dihafal oleh sebagian besar anak Indonesia. Dari bahasa ibu Pancasila sudah dikenalkan pada anak (ibu nasionalis, hehehe). Minimal setiap minggu sekali didengungkan lewat upacara bendera. Secara sadar siswa mengumandangkan setiap sila Pancasila.

Dari anak-anak sampai orang dewasa dari pejabat sampai orang melarat, dari pejabat bersih sampai koruptor, dari orang yang berhati malaikat sampai penjahat semua hafal Pancasila. Apakah Pancasila hanya dihafalkan? Jawabannya iya. Sendi kehidupan kita banyak yang hanya melibatkan hafalan. Karena ada anggapan kalau sudah dihafalkan dapat dinilai pintar. Lalu apa yang salah?

Kita mulai dari mana ya membahasnya? Oh iya hafalan. Orang tua akan bangga kalau anak hafal segala sesuatu yang ditebakkan ke anak. Mulai dari nama hewan, warna, buah, bahkan sila Pancasila. Secara berulang akan ditanyakan kepada si anak. Di depan orang tua, kakek-nenek, dan tetangga kalau anak berceloteh dan hafal dengan lantang tentang sesuatu.

Secara tidak sadar ada anggapan kita memahami Pancasila hanya untuk dihafalkan kelima silanya. Orang tua dan ruang publik secara fundamental saja sudah melakukan mallpraktek pembelajaran Pancasila. Bagaimana dengan pendidikan? Tidak beda jauh. Oooo tidak! Pendidikan mengajarkan nilai Pancasila dalam kurikulum. Tapi perlu diingat mengajarkan berbeda dengan membelajarkan.

Perdebatan akan muncul di sini, terbukti kok hanya dengan dihafalkan nilai Pancasila akan mengilhami setiap nafas dan gerak warga negara. Terbukti pada zaman orde baru dengan P4 mampu membuat haluan warga negaranya. Ini masih memiliki potensi perdebatan lagi. Pada masa orde baru warga negara menjadi baik karena alur hidupnya sudah bernafas Pancasila atau ada hal lain yang membuat warga negara Indonesia menjadi "baik"?

Kembali kepada pembelajaran nilai Pancasila, nilai Pancasila akan berada di setiap desah nafas dan aliran darah setiap warga negara melalui keteladanan nilai sikap dan implementasi. Jangan menjadikan Pancasila sebagai jargon dan retorika semata. Dari mana keteladanan diperoleh dan bagaimana kita mengimplementasikannya? Masihkah ada orang Indonesia Pancasilais?

"Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi" - Ir.Soekarno

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dasar yang perlu kita ingatkan kembali ..... saya Indonesia, saya Pancasila

01 Jun
Balas



search

New Post