PROLOG PAGI

Oleh: Antriyani

Seperti biasa di setiap Senin, pagi ini pun kulalui semuanya dengan rasa suka. Mulai dari upacara rutin hingga kemudian peringatan Hari Guru yang tertunda. Setiap momen begini, aku yang gampang mbrebes mili pun tak ketinggalan dan tanpa unsur keterpaksaan mbrebes pula. Tak terkecuali para emak-emak Spasas sukses mbrebes juga saat pemberian sovenir yang digawangi oleh Ketos and Gank.

Aku masih mengingat dengan jelas, ketika aku masih duduk di bangku SMP. Tak ada acara-acara semacam ini. Entahlah, anak zaman now memang lebih kreatif dibandingkan zamanku dulu. Untuk yang satu ini aku sangat mengapresiasi dan mengacungkan jempol buat mereka.

Kekagumanku belum sirna ketika beberapa siswa menghampiriku dengan sebuah buket di tangan. Aku masih tak menduga bahwa mereka akan memberikannya padaku sambil mengucapkan Selamat Hari Guru. Oh iya, mereka itu adalah anak-anak kelasku tahun kemaren dan ketika itu aku lah wali kelasnya. Jujur, aku speachless dengan aksi mereka. Rasa haruku tak terbendung. Satu persatu kupeluk mereka dengan hangat. Sungguh, lagi-lagi ini membuatku mbrebes tak berkesudahan. Di balik itu semua, ada hal yang patut dibanggakan sebagai pesan moral yang patut diteladani. Mereka masih menghargai aku sebagai guru yang notabene sebagai pengganti orang tua di sekolah meskipun aku tak lagi mengajar dan menjadi wali kelasnya. Terima kasih anak-anak hebat. Kalian sungguh luar biasa!(*)

****

Sukosari, 27 November 2023