BABA, nama panggilan seorang siswa laki-laki yang sangat populer di sekolah saya. SMP Negeri 1 Sukomoro. Nama lengkapnya Fadhilah Barru Albaasits. Siswa kelas 8-F. Fisiknya tinggi besar. Tinggi badannya sekitar 176 cm, berat badannya kira-kira 83 kg. Besar sekali, paling besar diantara teman-temannya satu kelas. Dia sangat istimewa bagi kami. Dia termasuk anak berkebutuhan khusus. Yang memang bisa diterima di sekolah saya, karena termasuk sekolah inklusif. Sekolah yang diijinkan menerima anak berkebutuhan khusus atau memiliki ketunaan, asalkan tidak melebihi 3 ketunaan. Baba sangat istimewa, semua teman memahaminya, semua memakluminya dan semua bisa menerimanya.

Ramahnya luar biasa. Semua akan disapa saat datang dan pulang sekolah. Setiap hari mencari saya. Sekedar bertanya. Bertanya apa saja. Saya berusaha menjawabnya dengan jawaban yang bisa dia terima. Harus dijawab, karena dia akan menunggu jawaban saya. Sambil bersalaman. Bila tidak saya jawab, dia akan mengulangi lagi pertanyaan dan menunggu lagi. Di kelas, saat pelajaran berlangsung, kadang dia tidak fokus. Semua teman dan guru memahaminya. Bila diberi kesempatan bertanya, dia pasti mengacungkan tangan dan bertanya. Akan tetapi sering pertanyaannya keluar dari bahasan saat itu. Dia tidak fokus. Memang itu salah satu sisi kelemahannya. Tapi kita semua memakluminya.

Ketika saya melontarkan pertanyaan tentang energi alternatif, saya lemparkan pertanyaan "Siapakah menteri BUMN yang mengawali pembuatan mobil listrik di Indonesia, yang pada saat uji coba mobil listriknya mengalami kecelakaan di Ngerong, Plaosan?" Saya lemparkan pertanyaan itu ke semua kelas yang saya ajar. Tidak ada yang bisa menjawab satupun, kecuali BABA. Dari 223 siswa kelas 8, hanya BABA yang bisa menjawab. Jawabannya tepat. Dahlan Iskan. Bahkan masih ditambahkan, Pak Dahlan Iskan itu menteri BUMN saat Presidennya Pak SBY, Pak Dahlan juga pemilik Jawa Pos. Wow, lengkap sekali jawabannya. Dan hanya satu-satunya siswa yang tahu itu. Masya Allah. Siapapun pasti memiliki kekurangan, dan siapapun pasti juga memiliki kelebihan.

Dari BABA, kita semua belajar tentang kesabaran. Belajar tentang menghormati hak dan kewajiban sebagai guru. Belajar menerima kelebihan dan kekurangan seseorang bagi teman-teman sekelasnya. Baba berhak menerima pelajaran di kelas, berhak menikmati ruang yang sama dengan teman-temannya di kelas. Sama dengan siswa yang lain. Saat wisata siswa, BABA didampingi oleh ibunya. Itu juga demi kenyamanan kita semua. Ada ibunya yang paham bagaimana harus menemani BABA ketika berada di luar lingkungan sekolah, ditempat wisata. Semua berwisata, semua senang.

Saat menunjuk temannya untuk menjawab ke depan kelas, BABA bertanya pada saya, Pak Anwar boleh saya menunjuk Nimas? Sebelum saya menjawab, semua teman sekelas tertawa dan bertepuk tangan. Saya ganti bertanya, ada apa? BABA terlihat tersipu-sipu malu. Kata teman-temannya, BABA suka Nimas. Saya pun tersenyum, sambil berlogika. Usianya sudah masuk masa puber, jadi seperti siswa yang lainnya, pasti ada ketertarikan terhadap lawan jenis. Langsung saya jawab, boleh saja, silahkan. Akhirnya Nimas maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan. Teman sekelas riuh, tertawa dan bertepuk tangan.

Satu lagi kelebihan Baba. Hafal tanggal lahir hampir semua guru. Dari mana dia tahu datanya? Dia pernah membaca data di papan data guru/karyawan di kantaor tata usaha sekolah. Yang luar biasa, di hafal. Bahkan kapan guru-guru pensiun pun dia bisa menebak dengan tepat. Baba, kamu memberi kita semua pelajaran yang sangat berharga. Yang tidak pernah kami dapatkan di bangku kuliah dulu. Terima kasih Baba.

Belum pernah ada hari saya yang terlewat tanpa ada pertanyaan dari Baba. Apapun pertanyaannya. Tiap hari juga, tanpa terlewatkan, Baba selalu mencari saya, sekedar untuk uluk salam dan bersalaman sebelum pulang. Dan pasti akan mengulangi salamanya bila tidak saya jawab segera. Terima kasih BABA, walaupun saya guru, saya juga belajar banyak darimu. (Anwar, 15 Maret 2023, 10:06)