APRIYANTI, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MAAF TIDAK SEKADAR UCAPAN

Ruang guru yang biasanya tenang siang yang penuh tawa malah sebaliknya penuh drama. Dua orang rekan kerja harus terlibat adu mulut yang telah melebar ke mana-mana. Pak Wawan yang biasanya cuek kali ini ikut andil membuat atsmosfer bertambah panas. Hati makin mendidih apalagi petinggi sekolah dinas luar semua. Setiap kali petinggi tidak ada pasti terjadi selisih paham. Sambung menyambung mulut jadinya ramai. Mulutmu harimaumu. Situasi makin tak terkendali jangan sampai siswa tahu, hal ini membuat wibawa guru hilang. Tiba-tiba Pak Ating menggebrak meja membuat semua terdiam memandang paras beliau yang marah. Semua bisu termasuk yang berselisih penuh emosi. Ayo, terus saling mengejek kalau perlu diviralkan agar seluruh dunia tahu. Kalian harap masuk ruang kepala sekolah yang lain bubar malu, malu, malu Pak Ating berkata penuh ketegasan.

Bu Siska pun meminta maaf tapi terpaksa karena ia merasa tidak salah justru Bu Rani yang memulai. Kejadian ini tidak terulang lagi dan jangan sampai berlanjut. Panjang lebar beliau memberi nasihat. Bu Rani menangis karena tadi terlalu hanyut dalam emosi akibat lelah dan menjelang PMS belum lagi permasalahan dengan keluarga dan tuntutan pekerjaan yang berat. Seharusnya ia tidak terbawa seharusnya diam saja. Selama ini tidak pernah terpancing atau terjebak pada drama seperti ini. Prinsip masa bodoh orang mau menceritakan keadaannya terserah karena ia tidak dengar dan tidak membuatnya berdarah-darah. Tapi, lagi-lagi kendali emosinya belum berjalan. Masih harus belajar lagi. Ia meminta maaf duluan karena tadi tiada satu pun yang mau memulai. Lega rasanya dan mulai sekarang mas bodoh pada bisik-bisik tetangga. Pak Wawan pun ikut minta maaf karena karena tidak tahu cara membuat rekannya diam.

Manusia tidak selamanya salah tapi dari kesalahan yang diperbuat paling tidak mau mengakui, meminta maaf dan berjanji untuk lebih baik lagi. Tapi, keributan itu terulang lagi dan yang menjadi tersangka kali ini masih oknum yang sama Ibu Siska yang punya tipekal tidak mau rekan lain melampaui dirinya dalam hal apapun dan kali ini surat peringatan melayang. Ia tertawa dengan sanksi yang diterima dengan santai bahwa ia berhasil membuat orang kesal. Aneh, apakah jiwanya tidak sehat ?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post