APRIYANTI, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TEGURAN YANG KEREN

Kakiku belum menginjak rumah saat tetanggaku menghampiri dengan mata bengkak, sisa tangisan dan wajah sendu. Ku buka pintu rumah lalu mempersilakan ia masuk dan duduk sambil kusimpan tas ke kamar, mana belum salat asar lagi pikirku galau. Rencana mau berkunjung ke rumah teman yang sakit bisa batal gara-gara tamu tak diundang. Deg, segera aku beristigfar dan menghampiri tamu. Lagian orang bertamu bagus artinya membawa kotoran dari rumah yang punya. Ku sediakan sebotol air mineral dan kue bolu yang baru dibeli pagi tadi sambil dipersilakan minum dan makan kuenya supaya santai tanpa tangisan.

Meluncurlah sederet kisah yang pili dan tragis yang dialami ia dan keluarganya. Aku menjadi pendengar yang baik tidak memotong kalimatnya sedikit pun. Laras teman sekolahku hingga SMP tapi sekarang tinggal tidak begitu jauh dari kediaman. Karena aku tipe orang yang tidak mau ribet dan mencampuri urusan orang lebih detail. Maka kisah yang disampaikan kuanggap benar dan membuat sedih. Di tengah kesulitan saat ini ia masih bisa bertahan dengan berjualan keliling dengan motor yang sekarang ditarik dealer. Bagaimana mau berusaha sementara suaminya sakit tidak bisa bekerja keras pasca tertimbun tanah di tambang invenkonsional ( tambang timah). Dan bersyukur suaminya masih diberi kesempatan tapi harus menggunakan tongkat. Akhirnya kutawarkan bantuan antara ikhlas dan ingin segera selesai. Ternyata aku jahat ya, padahal teman sedang sudah. Lagi-lagi aku beristigfar dan ia pun menyebut nominal yang dibutuhkan untuk menebus motor yang disita karena belum dibayar.

Malam setelah magrib aku besuk teman yang sakit dari pengunjung bisik-bisik tentang Laras yang punya utang di mana-mana karena gaya hidup. Jika ia hemat berjualan kue yang dilakukan cukup memenuhi kebutuhan. Rasanya tidak percaya dengan kisah ibu-ibu yang ikut besuk temanku. Segera kutepis kabar buruk dengan tetap berprasangka baik. Tapi, saat pulang bertemu lagi dengan temanku perawat yang ternyata dipinjami Laras uang meskipun nggak banyak tapi caranya salah. Lagian Laras pun cuek kalau ditagih. Deg, aku telah dibohongi oleh artus sandiwara amatiran. Dalam hati perasaanku saat pulang kerja tadi memang nggak nyaman dan ini jawabannya. Pinjaman itu kuanggap sedekah memang bukan rezekiku karena ada hak yang belum kutunaikan dan Allah mengambilnya dengan cara yang mantap. Masih nggak ikhlas bersedekah mau diambil dengan caraNya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post