Lulu memiliki banyak teman. Banyak sekali sampai dia tidak pernah berjalan-jalan sendirian. Teman-teman Lulu tidak hanya perempuan, tetapi ada juga laki-laki, ibu-ibu, anak-anak, bahkan kakek dan nenek. Semua orang di lingkungan apartemennya bahkan kenal dengan Lulu. Tidak ada satupun orang yang tidak suka dengan Lulu.

Pada suatu siang, Lulu yang sedang bercengkrama dengan teman-temannya, melihat seorang gadis yang sedang membaca buku dengan santainya. Lulu lalu mendekatinya dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Tetapi jawaban dari gadis itu membuat Lulu terkejut.

"Maaf, aku tidak butuh teman untuk makan."

Lulu yang tidak pernah sendirian tidak tahu harus membalas apa. Dia tidak pernah ditolak. Semua orang pasti menyukainya. Lulu lalu pergi meninggalkan gadis itu. 

Esoknya, saat Lulu berpapasan dengan gadis itu lagi, Lulu mencoba mengajaknya berbincang bersama. Tetapi hasilnya sama, dia pun ditolak. Setelah itu, beberapa kali Lulu mencoba untuk mengajaknya bermain atau hanya berbincang berdua saja tetapi selalu ditolak sampai Lulu bertanya mengapa dia tidak mau menerima ajakan Lulu. 

"Aku sudah punya teman baik yang mengerti tentang diriku, aku tidak perlu lagi."

Lulu tidak mengerti maksudnya. Lulu merasa semua orang adalah teman baiknya. 

Hingga suatu hari, Lulu kesakitan di kamarnya. Dia bahkan tidak kuat untuk keluar dari apartemennya. Dia menelfon temannya yang kemarin menginap, tetapi dia tidak mengangkat telfonnya. Akhirnya dia mencoba menelfon orang-orang yang dekat dengan kamar apartemennya. Tidak ada jawaban juga. Dia bahkan menginformasikan teman-temannya yang lain bahwa dia sakit, tetapi mereka hanya bilang cepat sembuh tanpa ada yang datang menjenguknya. Dia mencoba untuk meminta siapapun di kontaknya untuk datang tetapi tidak ada yang menjawab. 

Di siang hari, Lulu kelaparan dan dia memesan layanan antar makanan dengan tangan yang bergetar. Menunggu sekitar tiga puluh menit, seseorang mengetuk pintunya. Lulu berusaha untuk membuka pintunya, saat pintunya berhasil terbuka, Lulu pingsan.

.

Dua hari setelahnya Lulu sadar bahwa dia ada di rumah sakit. Dia melihat gadis yang selalu menolaknya tertidur sambil terduduk. Selain itu tidak ada siapapun. Lulu membangunkan gadis itu dan gadis itu mengatakan bahwa dia sudah mencoba menghubungi orang tuanya tetapi mereka hanya mengirimkan sekretaris mereka untuk memindahkan Lulu ke ruang VIP. Saat gadis itu akan pergi, Lulu menahannya dan mengatakan bahwa dia membutuhkan gadis itu untuk menemaninya disini. Gadis itu pun duduk menemani Lulu dan memperkenalkan dirinya sebagai Tara lalu menjelaskan kejadian yang terjadi sebelumnya. Tara melihat Lulu yang jatuh pingsan saat mengantarkan makanannya sehingga dia bergegas mengetuk pintu tetangganya Lulu tapi tidak ada yang bergeming, mereka bahkan tidak peduli. Mereka selalu bertanya hal yang sama.

"Apa yang akan kudapatkan dari membantunya? Biasanya dia bilang akan memberikan uang sekarang kan dia pingsan."

Tara akhirnya dibantu oleh satpam apartemen untuk membawa Lulu. Satpam itu yang memberikan kontak orang tuanya. Bahkan orang tuanya tidak peduli dengan anaknya dan hanya memindahkan kamarnya menjadi lebih bagus. Lulu terdiam mendengarnya. Dia tidak percaya bahwa tidak ada satupun orang yang ingin membantunya saat dia kesusahan. Kata-kata Tara terngiang-ngiang di kepalanya.

"Seharusnya kau memiliki teman, bukan orang bayaran."

-TAMAT-