Argo Sasmito

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Dengan Menggunakan Metode STAR

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Dengan Menggunakan Metode STAR

MENYUSUN CERITA PRAKTIK BAIK (Best Practice) MENGGUNAKAN METODE STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Lokasi SMAN 1 SUMENEP

Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas

Tujuan yang ingin dicapai

1. Meningkatkan minat belajar peserta didik melalui model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL).

2. Melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan perangkat elektronik sebagai sumber pembelajaran digital dengan menerapkan pendekatan TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge) melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

Penulis Argo Sasmito

Tanggal Pelaksanaan

PPL Aksi-1 (13 Desember 2022) dan PPL Aksi-2 (9 Januari 2023)

(SITUASI) Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Latar belakang dari praktik pembelajaran ini adalah peserta didik fase E masih memiliki minat yang rendah terhadap pelajaran sejarah. Hal tersebut tampak pada sikap peserta didik yang kurang aktif dan antusias dalam proses pembelajaran. Penerapan pendekatan TPACK yang masih belum optimal dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran pendidik yang masih teacher center. Pendidik kurang memaksimalkan penggunaan media pada saat proses pembelajaran. Pendidik belum maksimal dalam menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Sehingga menyebabkan keaktifan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan masih rendah.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena sebelum kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) terdapat situasi dimana sikap peserta didik memiliki minat belajar yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidik juga kurang kreatif dan inovatif dalam hal mendesain strategi pembelajaran. Adapun sikap yang terjadi pada peserta didik dan pendidik antara lain:

1. Peserta Didik

(a) Peserta didik kurang aktif pada saat kegiatan berdiskusi, (b) Peserta didik kurang percaya diri untuk menyampaikan pendapatnya baik secara individu maupun pada saat presentasi, (c) Peserta didik kurang antusias dan semangat pada saat proses pembelajaran, (d) Peserta didik cenderung suka mengganggu teman sehingga perlu dibentuk kelompok belajar yang tepat supaya ikut terlibat aktif dalam pembelajaran, (e) Peserta didik belum menunjukkan kemampuan dalam cara berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif (4C).

2. Pendidik

(a) Pendidik belum memaksimalkan pendekatan TPACK pada proses pembelajaran, (b) Pendidik masih tampak “Teacher Center” dalam proses pembelajaran, (c) Pendidik kurang terampil dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, (d) Pendidik belum maksimal dalam menerapkan model pembelajaran inovatif.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini ialah sebagai pendidik yang dituntut agar selalu belajar untuk berkembang dalam mendesain strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dengan menggunakan model pembelajaran PBL (problem based learning) dan PjBL (Project Based Learning). Berdasarkan permasalahan, diharapkan melalui desain pembelajaran yang inovatif, keaktifan dari peserta didik dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan pada proses pembelajaran.

(TANTANGAN) Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Setelah dilakukan identifikasi masalah terdapat beberapa tantangan yang dihadapi pada saat pelaksanaan kegiatan PPL, antara lain:

1. Peserta Didik

(a) Peserta didik kurang fokus karena pelaksanaan praktik bersamaan dengan kegiatan akhir semester (classmeeting), (b) Beberapa peserta didik masih tampak kurang percaya diri pada saat presentasi atau menyampaikan hasil diskusinya, (c) Tidak semua peserta didik paham cara menggunakan aplikasi canva, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses pembuatan produknya, (d) Pada umumnya peserta didik belum terbiasa menggunakan LKPD sehingga perlu waktu dan bimbingan yang lebih lama untuk mengerjakan, (e) Peserta didik belum terbiasa dalam kemampuan berpikir HOTS, (f) Peserta didik lebih suka mencari sumber belajar di internet daripada buku teks.

2. Pendidik

(a) Pendidik kesulitan memilih kelas praktik pada saat melaksanakan PPL-1 dikarenakan pelaksanaan bersamaan dengan kegiatan akhir semester (classmeeting), (b) Pemilihan model, media, dan aplikasi pendukung pada saat proses pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dari peserta didik dan kondisi kelas, (c) Pendidik kurang maksimal dalam inovasi/ pemanfaatan teknologi informasi pada proses pembelajaran, (d) Pendidik masih belum menguasai dalam membuat materi dan soal HOTS, (e) Pendidik belum menguasai penuh dalam hal pengembangan perangkat pembelajaran di kurikulum merdeka, (f) Pendidik harus memiliki keahlian yang kreatif dan variatif dalam mengembangkan media pembelajaran agar peserta didik aktif pada saat proses pembelajaran.

3. Sarana dan Prasarana

(a) Memerlukan perencanaan waktu dan sarana yang tepat (pemilihan kelas dan peserta didik) karena waktu kegiatan PPL aksi 1 dan 2 juga bersamaan dengan PPL guru lain yang mengikuti kegiatan PPG, (b) Tidak semua kelas tersedia LCD proyektor dan sound pendukung untuk menampilkan media pembelajaran, (c) Membutuhkan strategi dan cara yang tepat dalam meletakkan posisi kamera. Sehingga nanti tidak akan menyulitkan pada saat editing video, (d) Membutuhkan jaringan dan kuota internet yang cukup banyak dan stabil, (e) Tidak semua peserta didik memiliki smartphone yang mendukung penggunaan aplikasi canva.

Adapun yang terlibat dalam kegiatan ini adalah pendidik, peserta didik, dan teman sejawat.

(AKSI) Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang harus dilakukan pendidik sesuai dengan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan PPL. Berikut strategi pelaksanaan dalam kegiatan PPL.

1. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri atas modul ajar, bahan/sumber belajar, LKPD, media pembelajaran, dan instrumen penilaian (asessment for learning, asessment of learning, dan asessment as learning).

2. Menentukan jadwal, ruang kelas, dan peserta didik yang akan digunakan untuk pengambilan video PPL.

3. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan PPL seperti laptop, LCD proyektor, jaringan internet, dan posisi kamera yang akan digunakan untuk mengambil video.

4. Peserta didik diberi arahan untuk mempelajari penggunaan aplikasi canva dan quizziz.

5. Menentukan jadwal untuk meminta bantuan teman sejawat dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, baik pada saat pengambilan video PPL hingga proses editing video.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PPL-1

Pada kegiatan PPL-1 menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan TPACK pada materi “Manusia Purba di Indonesia”. Pelaksaan kegiatan PPL aksi-1 dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran sejarah.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PPL-2

Pada kegiatan PPL-2 menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan pendekatan TPACK pada materi “Perkembangan dan Hasil Kebudayaan Pada Masa Islam di Indonesia”. Pelaksaan kegiatan PPL aksi-2 dilakukan dengan tujuan untuk melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan perangkat elektronik sebagai sumber pembelajaran digital.

(REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK) Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pelaksanaan PPL Aksi-1 dan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada pelaksanaan PPL Aksi-2, dampak/perubahan yang terjadi adalah:

1. Peserta didik lebih aktif pada saat kegiatan berdiskusi.

2. Peserta didik mulai percaya diri untuk menyampaikan pendapatnya baik secara individu maupun pada saat presentasi.

3. Peserta didik antusias dan semangat pada saat proses pembelajaran.

4. Peserta didik cenderung lebih aktif jika dibentuk kelompok belajar yang tepat supaya ikut terlibat aktif dalam pembelajaran.

5. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuan dalam cara berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif (4C).

Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pelaksanaan PPL Aksi-1 dan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada pelaksanaan PPL Aksi-2, teman sejawat memberikan respon yang positif. Adapun respon positif tersebut ialah:

1. Penerapan model pembelajaran PBL dan PjBL dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar dari peserta didik.

2. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuan dalam cara berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif (4C).

3. Dengan menggunakan media pembelajaran berupa video dan beberapa aplikasi yang menarik seperti canva dan quizziz, peserta didik sangat antusias untuk mengikuti proses pembelajaran.

4. Dengan pendekatan TPACK proses pembelajaran tampak lebih menarik dan meningkatkan hasil belajar dari peserta didik.

Faktor keberhasilan dari strategi yang telah dilakukan tidak terlepas dari perencanaan yang disiapkan oleh pendidik selaku objek dalam kegiatan PPL. Mulai dari menyusun perangkat pembelajaran, menentukan jadwal, ruang kelas, dan peserta didik yang akan digunakan untuk pengambilan video PPL, hingga menyiapkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan PPL. Penyebab ketidakberhasilan terjadi karena sesuatu hal di luar perencanaan secara teknis. Laptop seringkali tidak support dengan LCD proyektor karena masih memerlukan kabel adaptor. Jaringan internet yang kurang memadai. Listrik padam sehingga menyebabkan kegiatan presentasi menampilkan media belajar menjadi terhambat.

Berdasarkan keseluruhan dari paparan “Best Practice” ini, pendidik mendapatkan pembelajaran untuk terus berupaya melakukan perubahan demi kemajuan pendidikan dengan menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sesuai dengan karakteristik peserta didik. Proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan peserta didik akan lebih maksimal. Terwujud profil pelajar pancasila yang diharapkan. Berikut Rencana Tindak Lanjut yang akan dilakukan oleh pendidik, yaitu:

1. Menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sesuai dengan keterampilan pembelajaran abad 21.

2. Melakukan pengembangan dalam pembelajaran berbasis HOTS.

3. Mengadaptasi model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik peserta didik.

4. Memeriksa kembali perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Kemudian memperbaiki beberapa kekurangan dan kesalahan pada perangkat pembelajaran, terutama pada pembuatan LKPD, Media Pembelajaran, dan Asessmen yang sudah dilakukan dan dipresentasikan bersama dosen, guru pamong dan teman teman PPG.

5. Mengikuti kegiatan seminar, workshop, webinar, pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, dan kegiatan pengembangan yang relevan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

21 Jan
Balas

makasih mbak.. sya masih belajar juga kok, hehe

21 Jan

makasih mbak.. sya masih belajar juga kok, hehe

21 Jan



search

New Post