Nyaris setahun aku tidak menulis sesuatu yang ringan untuk dimuat di blog pribadiku. Rutinitas kantor dan pelaksanaan kegiatan di lapangan membuat nafsu untuk membuat tulisan jadi berkurang. Walaupun kusinggahi, paling untuk melihat statistik pengunjung, apakah masih ada yang mampir atau bahkan blog tersebut telah dilupakan sama sekali. Alhamdulillah, komentar dari beberapa tulisan tetap berdatangan, sehingga niat untuk menghapus blog tersebut dari dunia maya terbuyarkan.

Sekarang aku distimulasi oleh satu kegiatan yang memaksaku untuk mengikutinya; ‘Bimbingan Teknis Penulisan Buku’. Kegiatan yang dirancang kantorku tersebut awalnya enggan kuikuti. Terasa menjadi semakin asyik ketika masuk sesi ‘mencurahkan isi hati dengan rangkaian kalimat’. Mas Eko Prasetyo dan Mas Ikhsan, sang mentor, terus menagihku untuk menghasilkan satu tulisan pendek guna ditayangkan di layar lebar. Mau tidak mau, mulailah kugali memoriku untuk menulis lagi. Apapun hasilnya, akan kukirim nanti sebagai bagian dari tulisan baru dalam blog-ku. Bahkan bisa saja lebih dari itu, menjadi sebuah buku. Mengapa tidak.

Bimbingan teknis tersebut dilaksanakan selama tiga hari dua malam di LPMP Sumatera Barat. Kegiatan dimulai dari tanggal 11 dan berakhir 13 Desember 2017. “Pasti melelahkan dan membosankan,” batinku. Apa lagi ketika kulihat jadwal kegiatan yang dibagikan panitia mencantumkan pukul 21.30 WIB sebagai akhir kegitan setiap hari. Hwaladalah!

Ahay!,ternyata pikiranku salah. Adrenalinku tiba-tiba terpacu ketika narasumber berhasil membakar pikiran bawah sadar untuk mampu menghasilkan satu buku dalam satu bulan. ‘Mission Impossible’ tersebut harus kuwujudkan. “Caranya?” Itu dia! Sampai saat ini aku belum menemukan ide untuk menghasilkan satu tulisan yang gurih, enak dan berbobot untuk dijadikan topik tulisan. Sudah kucoba menggalinya dengan berbagai cara. Tetap masih belum menemukan, walau coffee break kuabaikan, karena saking asyiknya merangkai kalimat demi kalimat yang gagal memberi makna.

Mas Eko, narasumber bimbingan teknis terus menagih hasil tulisanku untuk dijadikan bahan diskusi. Semakin dipaksa dan dijejer dengan tugas-tugas yang melelahkan dengan durasi-durasi pendek, semakin saya tidak memiliki ide untuk menuliskannya.

Akhirnya aku pasrah. Apapun yang terjadi, terjadilah. Semoga tulisan ini dapat mewakili perasaanku yang dongkol dan menjengkelkan. Aku dipaksa untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya mengasyikkan; ‘MENULIS’.

Amazing!!! Tanpa kusadari, keterpaksaan itu berhasil kutuang menjadi rangkaian kalimat yang Anda baca ini. Ternyata; Menulis itu Gampang (colek; Mas Arswendo Atmowiloto).

Terima kasih Mas Eko dan Mas Ikhsan.