Jangan Suruh Saya Nulis Puisi
#TantanganGurusiana
Hari Ke-44
Katamu kita berteman kawan
Kenapa sapaanku kau abaikan
Berapa lama kita berteman kawan
Kenapa kau lebih lekat dengan benda itu
Kapan terakhir kita tertawa bersama kawan
Bahkan undangan ngopipun tak lagi kudengar
Semua terkalahkan oleh benda segenggaman tangan
Yang menyita seluruh waktumu, pikiranmu, jiwamu
Lalu ....
Aku harus marah pada siapa?
Yang merenggut temanku, sahabatku, dan orang di sekelilingku
*****
Entahlah beberapa kali kucoba menulis puisi selalu berasa tawar. Anehnya tak ada satupun yang berani jujur padaku. Mencoba mengatakan puisimu hambar, tak berasa. Tak ada. Entah kenapa. Sungkan mungkin? Atau takut menyinggung perasaan? Lha... emang kenapa? Memang puisinya orang belajar ya seperti itu. Seperti orang masih belajar berbicara. Kadang ada yang tidak nyambung kalimatnya. Baris pertama ngomong A baris kedua langsung Z. Pusinglah orang yang membacanya.
Lalu kenapa aku nekad menulis puisi kalau tahu puisinya gak bagus? Ya namanya saja orang belajar. Kalau takut mencoba lalu kapan bisa? Ya biarlah jelek, toh minimal masih ada karya yang harus dicoret dan dikritisi. Yo wis ben...
Kalau mau aman, ya jangan dibaca. Biar tidak sakit mata. Atau sakit perut menahan tawa membaca kejanggalan atau bahkan kelucuan dalam puisiku. Alhamdulilah... minimal ada yang masih bisa tersenyum-senyum membacanya. Meski aku nyadar itu bukan terhibur, tapi geli.
Mungkin ada yang berkata dalam hati, kenapa tidak menulis yang menjadi bidangnya saja. Tidak perlu merambah ke bidang lain yang masih awam. Haiii... Saya kasih tahu ya. Saya itu orangnya gampang bosen terhadap yang namanya rutinitas atau zona nyaman. Jadi saya suka sekali mencari-cari hal yang baru. Suka tantangan yang membuat saya harus belajar untuk menaklukannya. Syaratnya satu saja, jangan disuruh! Semua harus berangkat dari diriku sendiri. Kemauanku. Kemauan untuk berubah. Kemauan untuk belajar. Kemauan untuk berkreasi. Karena tanpa itu maka saya tidak akan berbuat apa-apa.
Jadi jangan suruh saya menulis puisi. Biarkan saya menulis tanpa beban. Biarkan saya menulis karena saya mau menulis. Bukan karena disuruh. Dah...gitu aja.
Batu, 27/02/2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar