Ari Pudjiastuti

Bekerja sebagai WI membuat saya tidak kaget dengan perubahan. Bahkan itu menjadi hal yang menantang dan menyenangkan karena selalu belajar hal baru. Dan itu mem...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menjadi Penyintas Covid 19

Entah harus mulai dari mana. Sebenarnya sudah lama pengen cerita, tapi baru sekarang jariku mau bergerak merangkai kata. Tak pernah mengira bahwa saya akan menjadi bagian dari angka yang disebutkan di media sebagai data penderita covid 19. Setelah melalui perjalanan panjang... akhirnya saya menjadi bagian dari data yang sembuh. Alhamdulillah... Alloh memberikan kesempatan saya hidup sampai sekarang. Ujian yang dialami saat berkenalan dengan makhluk viral yg bernama covid 19 akhirnya bisa dilalui.

Selama setengah abad lebih usiaku, baru kali ini mengalami sakit yang tidak terlalu parah namun memiliki tingkat kecemasan yang sangat tinggi. Melebihi saat aku kena kista dan harus operasi angkat indung telur puluhan tahun yang silam. Hal ini dikarenakan kecemasan akan semakin parahnya sakit yang diderita. Ditambah mendengar berita kematian teman atau keluarganya karena covid semakin menambah kecemasan.

Saat positif covid 19, kondisiku tidaklah parah atau memiliki gejala ringan. Itu sebabnya oleh tenaga medis, saya disarankan untuk isolasi mandiri di rumah. Gejala awal mirip flu. Demam, pusing, meriang, batuk. Hari ketiga berhenti batuknya. Demam juga hilang, namun ganti hilang indera penciuman dan diare. Saat itu saya sadar sudah kena covid 19. Sayapun lapor kantor dan difasilitasi swab PCR. Qodarulloh positif. Dan dimulailah drama itu.

Bangun pagi setelah sholat segera minum madu, menyiapkan sarapan dan minum vitamin C, D, E. Minuman herbal berjejer probiotik, propolis, Hindi, Muncord, Vitality. Dan terus bertambah sesuai saran teman seperti kapsul Sambiloto, minum air kelapa plus jeruk nipis dan garam, makan daun kelor, dan yang lainnya. Jadi rasanya kenyang dgn segala macam herbal. Namanya juga pengen sembuh. Sepahit apapun ditelan. Makan juga harus dipaksakan meski sebelumnya rasanya hambar.

Tidur juga memiliki peran penting untuk kesembuhan. Sarannya 7 jam. Dan itu tidak mudah. Karena saat sakit menjadi susah tidur. Kecemasan membuat tidur tidak nyenyak. Beruntung saya tidak mimpi yang aneh-aneh. Karena dari yang saya baca, penderita covid ada yang mimpinya seram.

Gejala dan perkembangan sakit covid 19 ini juga tidak sama persis pada tiap orang, sehingga terkadang pengalaman orang lain tidak bisa dijadikan patokan. Semua tergantung pada kondisi tubuh masing-masing. Alhamdulillah saya tidak mengalami sesak nafas. Namun badan terasa meriang dan kepala gliyeng itu yang sering dirasakan. Gejala tersebut baru membaik setelah satu bulan.

Berapa lama kita bisa sembuh covid 19? Tergantung kondisi masing-masing. Sembuh ini diukur dari apa? Berdasarkan tes swab PCR atau antigen, atau perasaan? Perasaan sudah sehat, tapi hasil swab koq masih positif? itu yang saya alami. Tiap 10 hari saya swab PCR. Dan baru negatif setelah 5 kali swab. Total waktu yang saya butuhkan untuk negatif adalah 56 hari. Benar-benar ujian kesabaran dan keikhlasan.

Alhamdulillah saya berhasil melewatinya. Insyaalloh banyak hikmahnya, diantaranya:

1. Lebih dekat dengan Sang Pencipta. Mohon ampun atas segala dosa, memperbaiki ibadah.

2. Memperhatikan dan memperbaiki pola hidup yang bersih dan sehat seperti: minum vitamin, berjemur, makan makanan yang bergizi, olahraga, tidur/istirahat cukup.

3. Lebih peduli pada keluarga, teman, dan tetangga. Mereka selalu ada saat kita membutuhkan. Terasa perhatian, kasih sayang dan dukungan mereka saat kita sakit.

4. Belajar manajemen kalbu. Berfikir positif, mengelola emosi, bertindak positif. Mensyukuri apapun yang sudah diberikan Alloh.

Nah apakah masih ada yang tidak percaya adanya virus covid dan mengabaikan protokol kesehatan? Sampai kapan bertahan dengan sikap itu? Mari belajar dari pengalaman orang lain, jangan sampai mengalaminya sendiri. Cukup saya dan para penyintas covid 19 yang mengalaminya. Semoga semua sadar melakukan protokol kesehatan dan dilindungi Alloh SWT. Dan pandemi ini segera berakhir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post