Ari Pudjiastuti

Bekerja sebagai WI membuat saya tidak kaget dengan perubahan. Bahkan itu menjadi hal yang menantang dan menyenangkan karena selalu belajar hal baru. Dan itu mem...

Selengkapnya
Navigasi Web

SEPEDA MOTOR KESAYANGAN

Bapak memiliki sepeda motor kesayangan. Sepeda motor itu sudah setia menemani Bapak sejak 43 tahun yang lalu. Motor dengan merek Yamaha berwarna biru itu adalah motor keluaran tahun 1977. Saya tidak begitu paham dengan spesifikasi kendaraan tersebut. Saya hanya ingin membahas tentang motor kesayangan Bapak tersebut. Disebut kesayangan karena Bapak tidak pernah ganti motor sejak memilikinya.

Motor tersebut masih menggunakan stater manual yang harus digenjot menggunakan kaki. Dan Bapak masih kuat melakukannya sampai usia 85 tahun. Masih menaiki motor tersebut setiap hari ke pasar temapat beliau berdagang. Motor yang sudah masuk barang antik tersebut masih bisa dioperasionalkan dengan baik. Bapak menyukainya meski motor tersebut sudah tidak bisa berlari kencang lagi. Namun Bapak justru merasa itu yang cocok untuknya.

Jangan berpikir kami tidak pernah menyarankan Bapak untuk berganti motor, beliau selalu menolaknya meski kami membujuk akan membelikan motor yang baru. Bahkan saat ada motor matic, kami mencoba mempromosikannya ke hadapan Bapak. Bahwa motor matic lebih ringan dan serba otomatis. Bapak pasti cocok memakainya. Dan tebak apa jawaban Bapak atas usulan kami tersebut? Sungguh tidak terduga.

Bapak menjawab, “Temanku di pasar banyak yang ganti motor matic. Dibelikan juga sama anaknya. Tapi tak lama kemudian meninggal.”

Kami melongo mendengar jawaban Bapak. Sejenak kemudian berderailah tawa kami. tentu saja tidak ada hubungan antara motor matic dan penyebab orang seseorang. Tapi ya sudahlah... intinya Bapak keberatan melepas motor kesayangannya.

Di Madiun seringkali ada razia kendaraan bermotor. Razia surat-surat kendaraan, SIM dan kelengkapan kendaraan. Dan Bapak selalu lolos, meski SIM-nya sudah tidak berlaku lagi. Sepertinya para polisi sudah hafal dengan Bapak yang sudah tidak memiliki SIM C. Bapak pernah menceritakan kalau ditolak saat mengurus SIM di kantor polisi, katanya Bapak sudah terlalu tua, jadi tidak usah punya SIM. Mungkin polisi tidak mengira bahwa Bapak masih naik motor setiap hari sampai usianya 85 tahun.

Bapak berhenti mengendarai motor kesayangannya saat beliau jatuh sakit. Sekarang, meski sudah sehat kembali, namun kami sudah tidak mengijinkan Bapak menaikinya lagi. Anak dan cucunya dengan senang hati bergantian antar jemput Bapak ke pasar. Salah satu hal yang masih dilakukan Bapak di kala sehat di usianya yang k- 88 tahun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post