PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Berdiferensiasi, pada awal pemahaman adalah secara sederhana berarti membedakan atau berbeda sehingga dalam kegiatan pembelajaran adalah setidaknya memberikan kebebasan kepada mereka (murid) untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka sendiri. Dalam pemikiran saya adalah mungkin ini yang akan memberatkan/tantangan saya sebagai guru untuk menuntun murid dalam pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut tidak terlepas dari pelajaran yang saya ampu yaitu seni dan budaya, pelajaran yang menyangkut bidang minat seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Sehingga secara tidak langsung juga memberikan pemikiran tentang “bagaimana supaya bisa menuntun semua minat murid yang pasti beragam tersebut?, sementara diri pribadi bisa dikatakan hanya secuil saja kemampuan untuk dalam bidang-bidang seni tersebut.”
Seiring adanya pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya, bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi, manajemen kelas yang efektif, dan penilaian berkelanjutan. Oleh karena itu mengidentifikasi menjadi langkah sebelum guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, Identifikasi akan kebutuhan murid diperlukan adalah supaya guru dapat memenuhi kebutuhan murid itu sendiri, sehingga tercipta tujuan belajar tingkat tinggi dan efektifitas dalam kegiatan pembelajaran. Karena jika dilihat dari kebutuhan belajar murid itu sendiri adalah seperti apa kesiapan belajar mereka, minat murid, dan profile belajar murid.
Mengidentifikasi kebutuhan murid pada kesiapan belajar yang merupakan kapasitas kemampuan awal untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru oleh guru. Hal tersebut bisa dilakukan dengan beragam cara, diantaranya adalah menyiapkan bahan ajar untuk murid supaya dibaca sebelum dijelaskan oleh guru atau juga bisa dengan menyiapkan video untuk ditonton oleh murid berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, yang kemudian guru sedikit bisa mengajak murid untuk dapat berbicara tentang apa yang mereka baca atau apa yang mereka tonton.
Kebutuhan murid dengan melihat minat mereka / apa yang mereka sukai, minat berupa minat situasional dan minat bawaan. Minat situasional adalah minat terhadap suatu materi yang terjadi hanya pada saat dalam kondisi tertentu, minat yang dirasakan oleh murid hanya atas dasar sekedar ketertarikan sesaat dengan alasan guru / model yang diidolakan oleh mereka. Sedangkan minat bawaan merupakan kesukaan terhadap suatu hal yang memang sudah lama dirasakan dari dalam dan bahkan bisa menjadi salah satu dari mimpi mereka ke depan.
Kebutuhan murid berikutnya adalah profile belajar murid, yaitu dengan memberikan kesempatan pada murid untuk belajar secara natural dan efisien dengan gaya belajar yang sesuai dengan gaya murid. Gaya belajar murid itu apakah visual, auditori, dan kinestetik, dan tau variasi dari ke tiganya.
Ketika semua kebutuhan murid tersebut sudah teridentifikasi maka pembelajaran berdiferensiasi terebut dapat diimplementasikan. Menerapkan pembelajaran diferensiasi konten, diferensiasi proses, atau diferensiasi produk dengan acuan utamanya adalah tidak terlepas dari tujuan pembelajaran. Diferensiasi konten contohnya adalah perbedaan konten materi yang disiapkan untuk diajarkan (visual, auditori, kinestetik, atau kombinasi ke tiganya). Diferensiasi proses contohnya adalah memberikan keleluasaan murid dalam kegiatan mengerjakan pembelajaran atau memberikan keleluasaan pada murid untuk memilih bahan ajar yang mereka sukai yang berupa visual, auditori, kinestetik, atau kombinasi dari ke tiganya. Dan yang terakhir adalah diferensiasi produk, contohnya yaitu memberikan keleluasaan pada murid untuk membuat hasil kegiatan pembelajaran apakah dalam bentuk tulisan, presentasi, video, dan lain sebagainya.
Pembelajaran berdiferensiasi tersebut seharusnya adalah bukan tantangan jika seorang guru tetap mengacu pada falsafah KHD tentang menuntun atau pengibaratan petani dan kebunnya. Seorang petani handal harus bisa menanam beragam tumbuhan dan harus tumbuh subur, ini berarti petani harus memahami cara merawat tanaman dengan segala hama dan cara menghalaunya. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan jika kebutuhan belajar dari murid terindentifikasi, dan penerapannya tetap mengacu pada tujuan atau capaian pembelajaran tiap materi atau kompetensi dasar atau standar kompetensi dan atau Kompetensi Inti. BADRA.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya, Bu. Salam sukses selalu!
keren pak