Arie Sulistyowati

Guru Pembelajar di SMP N 1 Pecalungan...

Selengkapnya
Navigasi Web
KARAKTER DALAM PENILAIAN HARIAN

KARAKTER DALAM PENILAIAN HARIAN

KARAKTER DALAM PENILAIAN HARIAN

Arie Sulistyowati, S.Pd.

Pendidikan karakter pada siswa sangat penting untuk diterapkan mulai jenjang yang paling dini hingga jenjang lanjut. Kurikulum 2013 juga mengharuskan guru untuk memasukkan nilai-nilai karakter dalam setiap aspek pembelajaran, baik dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Sikap tanggung jawab dan kejujuran kali ini menjadi pilihan saya untuk dikembangkan pada siswa-siswa saya.

Pengembangan sikap tanggung jawab dan kejujuran ini saya terapkan dalam penilaian belajar yaitu dengan menggunakan seperangkat kartu soal. Pada Penilaian Harian (PH) yang saya laksanakan sering kali saya menggunakan kartu-kartu soal ini. Tiap materi sudah saya buat kartu soal dengan menggunakan kertas buffalo yang dipotong menjadi 8 (delapan) bagian dan pada tiap lembar kartu terdapat nomor dan soal.

Penggunaan kartu ini cukup mudah, jika biasanya Penilaian Harian (PH) dalam bentuk tes tulis soal ditulis di papan tulis, di selembar kertas ataupun dibacakan oleh guru, kali ini soal ditulis dalam kartu-kartu soal dimana tiap kartu memuat satu soal. Tentunya soal yang dibuat harus setara bobot soalnya, karena tiap siswa akan mengerjakan soal yang berbeda.

Kegiatan Penilaian Harian (PH) dengan menggunakan kartu soal ini dimulai dengan dibagikan lembar jawab kepada seluruh siswa, biasanya saya menggunakan kertas HVS warna dengan warna yang berbeda untuk tiap materi Penilaian Harian (PH). Hal ini bertujuan untuk membedakan hasil pekerjaan siswa tiap materi dan juga siswa yang notabene masih dalam kategori anak-anak akan lebih merasa senang dan nyaman melihat kertas berwarna-warni.

Untuk waktu Penilaian Harian (PH) biasanya saya menggunakan 60 menit untuk 5 – 10 soal bergantung pada luas dan sempitnya ruang lingkup materi tersebut. Setelah siswa menerima lembar jawab masing-masing maka saya memberikan aturan yang harus mereka patuhi dalam melaksanakan Penilaian Harian (PH) yaitu mereka dapat mengambil secara acak satu kartu soal untuk dikerjakan dan apabila sudah selesai mengerjakan mereka dapat menukar kartu soal tersebut dengan kartu soal yang baru. Hal ini berulang terus sampai mereka menyelesaikan soal sesuai dengan jumlah yang ditetapkan oleh guru. Catatan dalam mengerjakan kartu soal ini siswa harus menuliskan nomor soal sesuai dengan nomor soal yang tertulis pada kartu, untuk memudahkan guru untuk mengoreksi jawaban mereka.

Apabila siswa telah menyelesaikan soal pada kartu soal sesuai dengan jumlah soal yang harus mereka kerjakan dalam Penilaian Harian (PH) tersebut, maka siswa dapat mengumpulkan lembar jawab mereka walaupun waktu masih tersedia. Penilaian Harian (PH) akan berakhir apabila waktu yang ditentukan telah habis atau seluruh siswa telah menyelesaikan seluruh soal sesuai jumlah yang ditentukan walaupun waktu belum berakhir.

Dengan metode ini, saya melihat perubahan yang signifikan pada siswa dalam aspek tanggung jawab dan kejujuran. Tiap siswa akan mendapatkan kartu soal yang berbeda dengan berisikan kartu soal yang berbeda pula sehingga mereka terdorong untuk mengemban tanggung jawab atas soal yang mereka peroleh untuk diselesaikan. Jika mereka belum dapat menyelesaikan maka mereka belum dapat mendapatkan kartu soal selanjutnya. Kalaupun siswa akhirnya mengembalikan soal dan mengambil kartu soal berikutnya padahal kartu sebelumnya mereka belum selesaikan maka siswa tersebut tidak dapat mengulang kartu soal yang telah diambil sehingga kesempatan untuk menyelesaikan soal yang tertinggal akan tipis. Disitulah siswa dituntut untuk tanggung jawab untuk benar-benar mempersiapkan diri sebelum Penilaian Harian (PH), mampu menggunakan waktu sebaik mungkin untuk menyelesaikan seluruh soal yang ditentukan.

Tingkat kejujuran siswa dalam Penilaian Harian (PH) meningkat tajam. Setiap siswa mendapatkan kartu soal yang berbeda sehingga peluang siswa untuk mencontek sangat tipis. Siswa pasti akan fokus terhadap soal yang mereka dapat masing-masing untuk secepatnya diselesaikan dan mengambil kartu soal berikutnya sampai jumlah yang ditentukan sebelum waktu habis.

Kelemahan dari metode ini adalah guru harus meluangkan waktu yang lebih untuk membuat kartu soal yang tentu jumlahnya tidak sedikit pada setiap materi yang akan diujikan. Soal yang dibuatpun harus memiliki tingkat kesukaran yang berimbang satu dengan yang lain. Dalam hal mengoreksi jawaban siswa pun guru bekerja lebih ekstra karena tiap siswa mengerjakan soal yang berbeda-beda. Namun semua itu terbayarkan dengan melihat antusias siswa-siswa dalam mengerjakan, melihat ketekunan mereka dalam menyelesaikan kartu soal tersebut satu persatu dan dengan usaha serta kerja keras mereka sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post