Ari Fajar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Implementasi Sekolah Inklusi Pandangan OrangTua Siswa Berkebutuhan Khusus

Geliat layanan pendidikan khusus di Indonesia memiliki progres yang cukup menjanjikan dengan dibukanya kran pendidikan inklusi yang melayani peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) pada proporsi yang sebenarnya, tidak ada deskriminasi, PDBK diberikan haknya untuk belajar bersama dengan teman-temannya yang”normal”. Sistem pendidikan inklusi memberikan kesempatan belajar pada anak-anak berkebutuhan khusus bersama dengan anak pada umumnya, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan nyata sehari-hari. Harapan baru yang terus tumbuh untuk putra putri kami yang memiliki keterbatasan secara fisik maupun sosial emosional sehingga dapat diterima dilingkungan reguler, dengan bergabungnya PDBK dilingkungan reguler diharapkan mampu mengoptimalkan potensi serta kemapuan, dan sesungguhnya secara tidak langsung sedang mengembangkan pendidikan karakter bagi siswa, yaitu sikap menghargai, rasa empati, dan solidaritas terhadap teman.

Implementasi pendidikan inklusi di sekolah reguler ternyata belum sepenuhnya mengakomodasi apa yang menjadi makna dari pendidikan inklusi itu sendiri, pendidikan yang berprinsip inklusi mendorong setiap unsur yang terlibat di dalam proses pembelajaran mengusahakan lingkungan belajar dimana semua siswa dapat belajar secara efektif bersama-sama, tetapi pada kenyataan dilapangan PDBK dianggap sebagai “anak bawang” yang artinya layanan pendidikannya masih disetarakan dengan siswa reguler, sebagai contoh PDBK yang kemampuan kognitifnya tidak mampu mengikuti kurikulum reguler “dipaksa” untuk mendapatkan materi pelajaran siswa reguler, hasilnya semakin membuat jeda sosial dan deskriminatif secara psikologis, ibarat orang diminta membawa beban 10 Kg sedangkan kekuatannya hanya 5 Kg. Hal tersebut disebabkan keterbatasan sumberdaya manusia yang menangani PDBK, pembekalan guru disekolah inklusi belum merata dan maximal sehingga pelayanan yang diberikan juga tidak sesuai dengan kebutuhan.

Beberapa sekolah inklusi memang sudah menerapkan konsep layanan inklusi sesuai kemampuan PDBK diberikan kurikulum adaptif/ penyesuaian serta layanan khusus lainnya sesuai kebutuhan siswa PDBK, ini diberikan pada siswa PDBK yang secara kognitif tidak mampu mengikuti kelas reguler, contoh kasus di sebuah sekolah inklusi setingkat SMP yang menerapkan kurikulum adaptif dari kelas VII-IX tetapi pada akhirnya PDBK tetap diharuskan mengikuti ujian nasional/UN, ini bentuk pemaksaan dan ada rasa yang kurang pas dihati kami selaku orang tua, dari awal konsep inklusi adalah memberikan layanan pendidikan sesuai karakteristik PDBK, jika tidak mampu mengikuti kurikulum reguler? Mengapa harus UN. Setelah ditelusuri semua bermuara dari kebijakan dinas setempat, para pemegang kebijakan selalu tetap memaksa sekolah inklusi untuk mendaftarkan PDBK sebagai peserta UN dengan kata-kata “ya sehasil-hasilnya daripada repot” duh kata-kata yang ringan tapi bisa membunuh karakter PDBK.

Untuk mewujudkan konsep pendidikan inklusi yang sesuai hendaknya diperlukan kesamaan pandangan antara orang tua guru, pemegang kebijakan bahwa PDBK bukan“anak bawang”, mereka mempunyai hak yang sama memperoleh pendidikan layanan khusus sesuai kemampuannya. Sehingga terwujud sekolah inklusi yang ramah PDBK, mengedepankan kesamaan hak dan sebagai sarana pengembangan karakter yaitu sikap menghargai, rasa empati, dan solidaritas terhadap teman. Sejak dini siswa dimunculkan kesadaran, bahwa di sekelilingnya terdapat anak dengan kondisi yang berbeda-beda yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

tulisan yang bagus. sangat inspiratif dan memberi kesadaran kepada kita semua thd siswa ABK. Terima kasih sudah berbagi

01 Apr
Balas

Perlu mendapatkan perhatian utk anak2 berkebutuhan khusus..semestinya ada kurikulum khusus utk mereka, kalaupun ada UN, soal disetarakan dengan kemampuan mereka. Namun Hal ITU sangat tidak Mungkin utk Saat INI. Karena UN utk standar sekolah umum dengan anak berkemampuan Standart.

02 Apr
Balas



search

New Post