Arif Fy

ARIF FAURIYUDDIN GURU SMP NEGERI 12 BINJAI...

Selengkapnya
Navigasi Web
SISWA KETAKUTAN MAU DIPARAF

SISWA KETAKUTAN MAU DIPARAF

Tugas siswa yang sudah selesai dikerjakannya selain diberikan penilaian dapat juga dengan membubuhkan tanda tangan atau paraf. Paraf sebagai bukti bahwa siswa tersebut sudah menyelesaikan tugasnya. Siswa akan merasa senang kalau tugasnya sudah dinilai atau diparaf oleh gurunya. Tidak ada siswa yang takut untuk diparaf semua merasa senang dan bangga kalau sudah mendapat paraf gurunya.

Di Daerah Tanah Karo, atau dilingkungan yang penduduknya Suku Karo jangan harap siswanya mau diparaf, justru siswanya takut bahkan ada sampai lari ketika mau diparaf. Hal ini pernah saya alami ketika mengajar di SMA Swasta di Medan (Namorambe) yang mayoritas siswanya Suku Karo.

Beberapa menit setelah mengerjakan tugas sesuai waktu yang sudah disepakati siswa-siswa saya suruh mengumpulkan tugasnya.

“Siapa yang sudah siap silakan dikumpulkan di depan biar Bapak paraf!”

Namun, apa yang terjadi tidak ada satu siswa pun yang mau mengumpulkan tugasnya. Saya tunggu beberapa menit belum juga ada yang mengumpulkan tugasnya ke depan. Dalam hati sudah mau marah, mungkin juga mereka kurang jelas yang saya ucapkan tadi.

“Ayo, kumpulkan biar bapak paraf!” Mereka masih tidak mau mengumpulkan tugasnya. Saya menjadi heran kenapa mereka tidak mau mengumpulkan tugasnya. Lalu, saya keliling memperhatikan tugas yang dikerjakannya. Ternyata sudah siap semua.

“Bapak lihat kalian sudah siap semua, sekarang kumpulkan biar bapak nilai dan tanda tangani ” Selesai saya ucapkan seperti itu, mereka pun mengumpulkan tugasnya.

Pikiran saya masih mengganjal kenapa mereka tidak mau mengumpulkan tugasnya? Bahkan ada yang protes kepada saya tidak mau diparaf. Apa sebabnya?

Pada saat istirahat saya ceritakan kejadian tersebut dengan guru disana, eh.... mereka tertawa bukan memberi solusi. “Mana ada yang mau ngumpul tugasnya pak, kalau yang sudah siap Bapak paraf” kata salah seorang guru.

“Kenapa Pak?” saya jadi penasaran. “Paraf itu dalam Bahasa Karo artinya tampar pak” guru tersebut menjelaskan. Waduh ! Pantas saja nggak ada yang mau kumpul. Ini pelajaran berharga. Perhatikan lingkungan dimana kita bertugas, siapa yang diajar dan dididik serta pahami bahasanya agar tidak salah paham. (Arf)

Binjai, 28 Februari 2019

Arif Fy.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post