Arif Fy

ARIF FAURIYUDDIN GURU SMP NEGERI 12 BINJAI...

Selengkapnya
Navigasi Web
Woi ! Antri

Woi ! Antri

Pada saat mengisi BBM di SPBU, eh... tiba-tiba seorang anak muda dengan seenaknya nyelonong masuk di depan kenderaan saya. Dalam hati saya anak muda ini mau cari masalah saja, rasanya ingin memaki anak muda tersebut. Sabar....sabar. Woi! Jangan potong seenaknya, antri di belakang sana! Teriak seseorang memperingati anak muda tersebut. Eh, si pemuda ini betul-betul tidak punya malu, meskipun sudah diingatkan begitu masih juga menerobos. Hampir saja terjadi keributan.

“Bang! Mohon digeserkan kenderaannya, harap antri!” kata si penjaga SPBU.

Si pemuda tersebut dengan sedikit agak kecewa menggeser kenderaannya ke belakang. Akhirnya si pemuda tersebut harus mengambil posisi dibelakang. Pusing, antrian cukup panjang. Maklum, bensin lagi langka.

Fenomena seperti ini bukan hanya di SPBU, di tempat umum lain juga kita temukan, seperti di loket pembelian karcis, di pintu masuk atau keluar gerbang tol, di toilet umum, di gerbang sekolah, di tempat hidangan acara pesta, bahkan di rumah pada saat ada pembagian makanan atau sesuatu dan lain sebagainya.

Antri masih belum menjadi budaya pada kebanyakan orang, mereka menganggap kebiasaan ini hal biasa. Anggapan ini merupakan sikap yang keliru sekali, karena budaya antri ini menunjukkan jati diri seseorang bahkan bangsa.

Cerita kawan saya pada saat di luar negeri, di Bandara Pesawat Ia ditanya seseorang. “ Tahu Anda yang mana orang Indonesia?” Teman saya menjawab tidak tahu. “ Nah, yang itu orang Indonesia!” Sambil menunjukkan seseorang yang sedang antri berdiri.

“Dari mana Anda tahu yang ditunjuk tersebut orang Indonesia.”

“Tidak mau antri!” Jawabnya dengan tersenyum sedikit nyindir inilah Orang Indonesia. Sungguh tamparan yang menohok hati. Malu.

Orang yang memiliki budaya antri berarti memiliki karakter yang terpuji seperti disiplin, jujur, sabar, kesamaan hak dan menghargai orang lain. Siapa pun orangnya memiliki hak yang sama tidak ada perbedaan, jangan mentang-mentang pejabat, orang berduit, orang “dalam” bisa seenaknya berbuat. Tidak mau antri.

Jika masyarakat ini mau tertib, kalau bangsa ini mau dikatakan berbudaya. Siap Antri. Dengan budaya antri kehidupan akan tertata dengan baik, teratur, dan menjadi indah. Ayo, kita lestarikan budaya antri dalam kehidupan sehari-hari.

Binjai, 24 Februari 2019

Arif Fy

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Antri... Fenomena umum di keseharian kita, budaya disiplin, toleransi dan kesabaran. Ide keren diunggah dalam opini. Selamat berkarya, salam literasi.

24 Feb
Balas

Budaya yg langka di republik tercinta

25 Feb
Balas

ini saya loh pak arid, Joyo smp 1 binjai

25 Feb
Balas

Selamat bergabung Pak Joyo. Trims komennya

25 Feb

ini saya loh pak arid, Joyo smp 1 binjai

25 Feb
Balas

Terimakasih komennya pak.Salam literasi dan kenal

24 Feb
Balas



search

New Post