Jainul arifin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Adikku Sundelbolong part 2 (tantangan menulis hari ke-26)

Adikku Sundelbolong part 2 (tantangan menulis hari ke-26)

Adikku Sundelbolong

Part 2

Oleh : JA

 

* * *

" Mbaaak ..., Jangan takuuut ... ini aku, Rika adikmu"

Suara khas yang ingin kudengar setelah sekian lamanya.

...

Rasa rindu mengalahkan takut dihati. Ia mulai membuka kedua mata, seakan tidak percaya. Bahwa adiknya ada dihadapannya sekarang ini.   

Tak terasa air mata menetes di pipinya, ...  mengalir, ia berlari ke arah adiknya, merangkul bahunya, ...

 

Wajahnya dingin pucat, alih-alih mengkhawatirkan hal tersebut Erina lebih bersukacita bertemu dengan adiknya, ... ah mungkin karena air hujan dan hembusan angin sehingga membuat kulitnya hampir keriput.

 

Ia senang,

 

Kembali kesadaran Erina beralih, tercium bau wangi bunga melati kesukaan adiknya. Bercampur bau kemenyan. Menenggelamkan naluri kewaspadaannya terhadap adiknya.

 

"Diik, ... Ayo pulang, kakak rindu masakan ibu"

Hanya anggukan lemah tanda adiknya setuju. 

 

Sore itu sangat gelap. Sekitar pukul setengah 5 sore, Erina baru saja melangkah, langkah kakinya semakin berat. Sehingga membuatnya kesulitan bergerak. 

 

Berbicarapun tak bisa. Entah apa yang terjadi. Akh... Badannya lemas, ia tidak bisa berfikir lebih jauh. ia harus pulang, ia menoleh kepada adiknya. 

 

Betapa Erina dibuat terkejut ... Seketika gelap menyergap ia tidak bisa berkata-kata, tangan dingin yang ia pegang bukanlah tangan milik adiknya, melainkan ... Ranting pohon.

 

Kemana adiknya pergi, padahal tadi adiknya menggenggam tangan kakaknya tersebut. Tadi itu siapa, atau apakah itu? Benarkah ia tadi bertemu dengan adiknya? 

 

"Rikaaa... Dimana kamu, diik ?"

Ia melihat sekeliling, tidak ada siapapun, ... Seakan adik yang disayanginya menghilang tiada jejak.

 

Ia teringat pesan kakeknya untuk selalu berdo'a, agar tidak ada suatu apapun. Erina berkomat-kamit berdo'a. Tak selang berapa lama, ia dapat menggerakkan anggota tubuhnya.

 

Erina mencoba melanjutkan perjalanannya, walau takut tetapi ia harus tetap melakukannya. Tak ada pilihan. Ia berjalan menyusuri jalan setapak. Mencoba nasib semoga keberuntungan mengikutinya.

 

...

 

Tampak beberapa pemuda duduk di pertigaan desa paling ujung. Seperti sedang berjaga, memang keamanan desa tahun belakangan ini sedang kritis, bayangkan saja lembu dan kerbau milik Pak Basar yang digunakan untuk membajak oleh petani, hilang begitu saja.

 

Ilmu apa yang digunakan oleh para pencuri ternak sehingga sulit sekali mencegah  pencurian seperti itu. Penduduk desa sudah berkeliling kampung, menggeledah bahkan menanyakan pada para tetua desa, tetap tidak membuahkan hasil.

 

Kejadian itu membuat resah penduduk desa, sehingga para tetua desa memutuskan untuk mengadakan ronda malam secara bergiliran.

 

Tentu saja yang meronda adalah orang-orang pilihan. Setidaknya orang-orang kuat berjaga, bahkan beberapa orang mempunyai kemampuan beladiri yang bisa dikatakan mumpuni atau hebat.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post