Jainul arifin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pusaka Darah Part 3 ( tantangan menulis hari ke-32)

Pusaka Darah Part 3 ( tantangan menulis hari ke-32)

Pusaka Darah

(Bagian 3 )

***

” Ki Cokro, temui aku, Ki Mangun Kusumo … keturunan langsung empu Ki Gutagulung, tunjukkan batang hidungmu, lawan aku…”

Tampak di luar rumah, seorang kakek bertubuh kekar, dengan sebilah keris ditangan kanannya, berdiri dengan sombongnya.

Dengan suara menggelegar tampaknya ia ingin menantang kakek untuk kesekian kalinya, namun seringkali tidak ditanggapi oleh kakek.

Seperti halnya, awal aku dan keluargaku tiba, ia menghadang mobil yang kami tumpangi. Walhasil, dengan sekali gerakan ia tumbang.

Tentu saja kami tak tahu gerakan apa yang dilakukan oleh kakek, tahu-tahu Ki Mangun Kusumo tergeletak di tanah, yang kemudian dipapah oleh para pembantunya.

Setelah itu dengan tertatih-tatih pembantu Ki Mangun Kusumo meninggalkan kami.

***

Aku tak kenal dengan siapapun di desa. bukannya menghindari pertemanan, tetapi karena garis keturunan kakek, yang mengharuskan kami untuk tidak bergaul dengan anak desa yang lain.

Kalo aku boleh memilih, aku akan memilih memperbanyak teman. Walaupun demikian, jujur aku lebih menyukai melakukan sendiri apapun yang aku mau, tanpa campur tangan orang lain.

Pagi hari itu, aku ingat benar. Seperti biasanya ku sempatkan melakukan jogging keliling desa. selain dapat menikmati udara segar pegunungan juga sekaligus kuingin mengenal keadaan desa. Tak ada yang menarik perhatian. Tetapi, kegiatanku malah yang menarik perhatian.

Orang di desa tidak melakukan kegiatan jalan-jalan kalau pagi. Mereka akan melakukan pekerjaan rumah. Anak-anak akan membantu pekerjaan orang tua mereka.

Ada yang membelah kayu bakar, menyapu halaman, membuang sampah. Adapun yang masih gadis mereka akan membantu ibunya memasak. Sangat berbeda dengan para gadis kota yang ku kenal.

Tiba-tiba saja tiga orang berpakaian hitam menghadangku, dalam hati aku bertanya ada apa gerangan, bukankah mereka tahu aku adalah cucu Ki Cokro.

Tak ada yang tak kenal dengan kakekku. Hmmm…mungkin mereka adalah orang suruhan Ki Mangun Kusumo.

“ Anak kecil, ikut dengan kami, jangan banyak tingkah jika ingin selamat”, ancam salah satu dari tiga orang berpakaian hitam.

“ Tunggu …tunggu … tunggu ….ada apa ini? Siapa kalian? Begal ya? Tak tahukan kalian siapa aku ini ?” Seru Aryan.

“ Karena kami tahu siapa kamu cucu Ki Cokro. makanya, kami ada di sini sekarang ini untuk menjalankan tugas,”

“ Sudah, jangan banyak cing cong, ikut kami dengan damai atau kami akan membawamu dengan kekerasan”,

Tentu saja, untuk menghindari kejadian yang tidak terduga. Aryan pun melakukan apa yang ia bisa.

Lari, kalimat itu yang muncul pertama kali, ia tidak mau menimbulkan keributan pagi-pagi. Sekuat tenaga.

Aryan meninggalkan ketiga nya. Tak ada yang menyangka anak itu melarikan diri dari kepungan tiga orang tersebut. Mereka terbengong melihat kejadian tersebut.

“ Eeeh, … lha kok lariiiii …”

“ Kejaaaar ….”

Sekuat tenaga, ketiga orang berpakaian hitam itu mengejar Aryan. Sedangkan Aryan kelihatan dengan santainya meninggalkan mereka. Ia tahu pasti, bahwa ketiga orang tersebut tentu orang suruhan Ki Mangun Kusumo.

Merasa jauh, Aryan berinisiatif bersembunyi di semak belukar, sembari melihat-lihat keadaan. Ia berfikir untuk memberi mereka pelajaran kepada mereka.

Remang-remang ia melihat sesuatu, sebuah kayu, terselip diantara semak belukar. Tentunya dengan itu, ia dapat memberikan pelajaran kepada mereka.

Aryan mengambil benda itu, yang disangkanya kayu dengan bentuk unik, ternyata sebuah keris, senjata istimewa raja Jawa.

Getaran kuat ia rasakan dari genggaman seakan kekuatannya diambang batas tersedot kedalam senjata tersebut. Aryan lihat seseorang tergeletak di tanah.

Dengan pakaian yang sama, pakaian yang ia kenakan, … tunggu sebentar … ia mengenal betul sosok itu, rambut acak-acakan dengan sepatu bututnya, itu “dirinya” …Astaganaga … apa yang sebenarnya terjadi, kenapa dia ada dua, dan sekarang dia…dia melayang … apa yang sebenarnya terjadi ?

( Bersambung )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

16 May
Balas

Terima kasih

17 May



search

New Post