Arif Kusuma Nugraha

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Nama : ARIF KUSUMA NUGRAHA, M.Pd.

Instansi : SLB Negeri Baturaja

CGP Angkatan 7 Kabupaten OKU

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Ø Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kaitannya adalah bahwa sesuatu yang menurut saya baik belum tentu baik bagi orang lain , terkhusus disini bagi siswa saya. Menghitung memang penting, tetapi apabila kita pahami, ternyata menghitung bisa menjadi pelajaran yang berharga dan utama tentunya dengan tetap menambahkan pelajaran –pelajaran lainnya, jadi kita jangan monoton dan lakukan hal diluar kebiasaan kita agar murid-murid kita mencapai tujuan Profil Pelajar Pancasila.

Ø Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Caranya adalah kita harus bijaksana dalam menggunakan atau menerapkan nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan, serta berpedoman pada 9 langkah pengambilan keputusan dengan memahami 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan sehingga hasil yang didapat benar-benar berdampak pada lingkungan.

Ø Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Caranya adalah saya harus berperan aktif dalam pembelajaran dan dalam pengambilan keputusan, setiap keputusan yang diambil harus berpihak pada murid dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Dalam pratap triloka Ki Hajar Dewantara yang berisikan ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri Handayani artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang memberi dukungan. Tugas guru menurut filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah untuk menuntun kodrat murid baik kodrat alam dan kodrat zamannya agar anak dapat mencapai kebagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan harus berpihak pada murid dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggung jawabkan dan untuk mencapai semua itu maka dalam mengambil keputusan hendaknya kita memahami 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai yang tertanam dalam diri seseorang sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sehingga hendaknya kita sebagai pemimpin pembelajaran terlebih dahulu menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam diri kita. Nilai-nilai kebajikan itu antara lain adalah keadilan tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran, dan lain-lain. Dalam pendidikan guru penggerak ditambahkan lagi nilai yang harus dimiliki seorang pemimpin pembelajaran adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut yang dapat mempengaruhi kita dalam mengambil keputusan karena dengan adanya nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri maka kita mempunyai pedoman dalam memahami situasi yang kita hadapi apakah terjadi dilema etika atau bujukan moral. Bila terjadi dilema etika maka dalam mengambil keputusan harus berpedoman 9 langkah pengambilan keputusan dengan memahami 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam kegiatan coaching dimana coach memiliki peran untuk memunculkan semua potensi yang dimiliki seorang coachee untuk dapat menghasilkan solusi dari masalah yang dihadapi coachee. Peran coach dapat maksimal jika coach memiliki 4 kompetensi yaitu keterampilan membangun dasar proses coaching, keterampilan membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, keterampilan memfasilitasi pembelajaran. Melalui kegiatan coaching dapat membantu guru mengambil keputusan yang tepat yang berpihak pada murid yaitu dengan cara membantu guru mengidentifikasi suatu masalah melalui pertanyaan pemantik yang diberikan oleh coach dan akhirnya keluarlah ide-ide baru dari seorang coachee sehingga coachee dapat menemukan solusi dari permasalahannya sendiri.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kompetensi sosial emosional sangat penting dikuasai oleh seorang guru yaitu kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Kompetensi sosial emosional yang dimiliki seorang guru dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan terutama dalam masalah dilema etika. Jika guru memiliki kesadaran diri dan pengelolaan diri yang baik dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi dirinya apakah berdampak pada hubungan sosial dengan orang lain atau lingkungan masyarakat. Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan, konsekuensi yang akan terjadi, dan resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai seorang pendidik, guru sering dihadapkan pada suatu keadaan yang mengharuskan guru mengambil sebuah keputusan sulit dari suatu permasalahan. Namun, guru harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika atau bujukan moral. Ketika guru dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak, akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya selama ini. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan.

Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Begitupun sebaliknya. Jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambil lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar atau bujukan moral yang berarti benar vs salah. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, maka sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisis pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang diambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi murid.

Pengambilan keputusan yang tepat terkait moral atau etika dapat tercapai bila menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan yang diambil diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat, dan akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini adalah tidak memahami langkah-langkah dalam pengambilan keputusan. Keputusan diambil tidak memahami kasus yang terjadi, kurang dalam mengumpulkan fakta yang relevan, tidak menguji hasil keputusan, dan tidak meninjau ulang keputusan yang sudah diambil. Oleh karena itu perlu disosialisasikan cara pengambilan keputusan yang tepat melalui 9 langkah, dan perlahan menerapkan 9 langkah tersebut untuk mengambil keputusan terutama untuk kasus dilema etika. Meski tidak mudah, namun perlahan paradigma dalam pengambilan keputusan akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang kita ambil berpengaruh pada proses pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita jika kita mulai dengan mengetahui kebutuhan belajar murid maka kita dapat mengambil keputusan yang tepat dan akan berdampak positif pada murid kita. Jika kita telah mengetahui kebutuhan belajar murid, gaya belajar murid dan kesiapan murid maka kita dapat menerapkan strategi, metode, media yang akan kita gunakan sesuai dengan hasil pemetaan yang telah kita lakukan. Dalam proses pembelajaran yang memerdekakan murid sesuai dengan kebutuhan belajarnya maka murid akan merasa nyaman dan aman dalam belajar sehingga dapat memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki oleh murid-murid kita yang berbeda-beda.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya karena pemimpin pembelajaran tugasnya adalah menuntun muridnya untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya masing-masing. Jika dalam proses menuntun tersebut pemimpin pembelajaran mengambil keputusan yang benar sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dan berpihak pada murid maka murid akan mampu memaksimalkan semua potensi yang dimilikinya secara benar dan sebaliknya jika keputusan yang diambil salah maka muridnya juga akan berjalan dengan proses yang salah juga hingga hasil akhirnya juga akan ikut salah.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran, saat melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, perlu memperhatikan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dan melalui pertimbangan yang akurat. Keputusan yang diambil hendaknya merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, karena keputusan tersebut akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah, terutama bagi murid. Dengan demikian murid-murid akan belajar menjadi orang-orang yang merdeka, mandiri, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupannya.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Guru sebagai pendidik berperan menuntun segala kodrat yang dimiliki oleh anak, dan berperan sebagai pamong yang berdasar pada pratap trikolaka KHD dalam kepemimpinannya di pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid dan dapat dijadikan budaya positif dalam diri yang akan berdampak pada budaya positif di kelas dan sekolah. Jika terdapat permasalahan yang harus diselesaikan maka rekan sejawat atau pimpinan dapat membantu dengan kegiatan coaching dalam rangka mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi permasalahan terutama yang berkaitan dengan murid. Pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan teknik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.

Dibutuhkan nilai-nilai kebajikan agar setiap keputusan yang diambil oleh guru merupakan keputusan yang paling tepat sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dengan resiko yang paling kecil bagi semua pihak, atau kebaikannya lebih besar diantara dua pilihan dan dapat diterima oleh semua pihak. Diperlukan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran guru selayaknya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan keputusan.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara 2 pilihan, yang secara moral benar tetapi saling bertentangan. Bujukan moral (benar vs salah) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.

4 paradigma pengambilan keputusan yaitu 1) individu lawan kelompok,2) rasa keadilan lawan rasa kasihan, 3)kebenaran lawan kesetiaan, 4) jangka pendek lawan jangka panjang.

3 prinsip berbasis pengambilan keputusan yaitu 1) berpikir berbasis hasil akhir, 2) berpikir berbasis peraturan, 3) berpikir berbasis rasa peduli.

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, menguji benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan), menguji paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Hal-hal yang diluar dugaan saya dalam langkah-langkah pengambilan keputusan adalah ternyata ada 9 langkah yang harus dilalui agar keputusan yang kita ambil sesuai dengan kondisi dan dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dipertanggung jawabkan.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah mengalami moral dilema dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu pada saat ada murid yang tidak dapat mengikuti ulangan akhir semester ke sekolah dikarenakan kecelakaan dan meminta untuk ulangan ditunda jadi saya merasa kasihan, disisi lain panitia pengumpulan nilai meminta nilai untuk segera disetor ke panitia. Jika saya menunda ulangan maka akan terjadi keterlambatan pengumpulan nilai ulangan dan mengakibatkan nilai raport murid satu kelas jadi terhambat. Disaat itulah saya dilema untuk mengambil keputusan.

Pada saat saya mempelajari modul ini saya jadi mengetahui bahwa yang saya rasakan tersebut adalah dilema etika dimana kedua keputusan saya tersebut sama-sama benar berdasarkan nilai-nilai kebajikan yaitu nilai rasa kasihan dan nilai keadilan. Menurut materi yang kami pelajari ini saya harus melakukan 9 langkah pengambilan keputusan dan memahami 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep ini adalah saya mulai memahami apa yang harus saya lakukan sebelum mengambil sebuah keputusan dan mempertimbangkan semua aspek yang menjadi pendukung dalam mengambil keputusan. Sebelum mempelajari modul ini, terkadang saya mengambil keputusan hanya berdasarkan kepentingan yang sering melibatkan persaaan dan cara saya menentukan pilihan berdasarkan sudut pandang saya, tanpa berpikir panjang dampak dari keputusan tersebut. Setelah mempelajari modul ini, saya mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengambil keputusan, agar keputusan yang didapat tidak merugikan orang lain dan dapat diterima oleh semua pihak, terutama berpihak pada murid, berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin ini adalah modul yang sangat penting untuk dipelajari baik sebagai individu atau sebagai pemimpin. Sebagai Individu dalam membuat suatu keputusan sering terjadi dilema yang mengharuskan kita memilih antara dua keputusan yang sama-sama benar atau sering mengalami bujukan moral untuk mengambil keputusan. Terlebih lagi bila kita sebagai pemimpin yang tentunya harus mengambil keputusan untuk menentukan suatu rencana kegiatan sekolah yang melibatkan murid, guru dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan sekolah. Hendaknya kita mengambil keputusan dapat menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan berlandaskan nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post