arif purnawan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Awalnya Iseng, setelah tahu Isinya? klepek-klepek sama Sagusabu
Makasih hadiahnya dari pak leck dan bu yuly, kami peserta Sagusabu TERjauh dan TER romantis

Awalnya Iseng, setelah tahu Isinya? klepek-klepek sama Sagusabu

Awal tahu adanya Sagusabu dari istri tercinta yang saat itu, dia menunjukan workshop sagusabu di berbagai tempat dan berbagai waktu. Salah satunya adalah disini di SMP 3 Kudus tanggal 7-8 Juli 2018. Seketika saya iyakan saja dikudus, karena kebetulan saya asli kudus sehingga anak-anak nanti bisa saya titipkan pada neneknya dan omnya. Domisili saya saat ini adalah di Lamongan Jawa timur. Perjalanan Lamongan kudus membutuhkan waktu kurang lebih 6–7 jam, sehingga kami mengagendakan waktu meninggalkan rumah selama 4 hari, berangkat hari jumat tanggal 6 Juli 2018 dan rencana pulang hari senin tanggal 9 Juli 2018.

Saya seorang guru SMK swasta yaitu SMK Abdurahman Wahid Lamongan yang mengajar kimia, IPA dan Biologi, yang dari awal motivasi mengikuti kegiatan sagusabu ini hanya iseng atau hanya ingin mendampingi istri saja. Ternyata setelah mengikuti hari pertama, motivasi dan harapan setelah mengikuti sagusabu ini muncul. Terbersit dalam pikiran saya untuk membukukan pengalaman saya mengajar di Ladang Kelapa sawit selama 4 tahun mengabdi bagi pendidikan anak-anak TKI di Sabah Malaysia. Pikiran ini muncul pertama kali, karena ada beberapa teman pendidik di Sabah yang sudah duluan membukukan pengalaman mereka dalam mengajar anak-anak TKI. Salah satunya yang saya ingat adalah Mas Padlisyah dari LPTK jakarta dengan bukunya Mengindonesiakan anak Indonesia. Dan ada juga siswa yang juga bisa menuliskan buku dan menuliskan pengalamannya melanjutkan sekolah di Indonesia ke jenjang SMA dengan Judul Merantau di Negeri Sendiri. Anak ini bernama Aswan yang sekarang sudah lulus SMA dan melanjutkan kuliah di UI dengan dana beasiswa. Kalau mereka yang merupakan teman seperjuangan dan anak ladang anak TKI saja bisa membuat buku, kenapa saya tidak? Tantangan inilah yang memotivasi saya untuk juga ingin membukukan pengalaman saya selama 4 tahun di Sabah. Pikiran ini melayang mencari kata-kata yang cocok buat judul buku dan akhirnya muncullah judul ½ windu di negeri ringgit.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow keren bangeeet

10 Jul
Balas

Mantabbbb

10 Jul
Balas

Mantabbbb

10 Jul
Balas



search

New Post