Sebagai pemimpin dituntut tampil prima dan terdepan. Termasuk hadir di tempat berbagai kegiatan lebih awal. "Bimbingan Teknis Penulisan Buku" yang diadakan MGMP IPS SMP Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Media Guru di Bangkalan dihadiri lebih dari 250 peserta se-Jawa Timur. Sebagai ketua, persiapan sudah dilakukan jauh hari sebelumnya. Mulai dari persiapan undangan, daftar hadir peserta dan undangan, hingga kesiapan hadir pada hari kegiatan.

Selepas Subuh, segera barang-barang kebutuhan dan berkas-berkas penting diangkut ke mobil pribadi. Setelah dirasa semua beres, tak lupa pamit ke istri tercinta, sedangkan anak semata wayang masih lelap tertidur dibuai mimpinya. Mobil meluncur diiringi gerimis yang cukup deras menuju terminal, tepatnya di depan parkiran deret dua dari arah selatan.

Tepat pukul 04.40 WIB, mobil sudah standby menunggu teman-teman seperjalanan. Satu persatu datang sesuai janji. Tepat jam lima pagi sesuai kesepakatan tak tertulis, sudah lepas landas menuju Bangkalan. Jalanan yang masih gelap diiringi gerimis yang tak mau sirna, tidak mengendorkan semangat untuk menghadiri kegiatan "Bimbingan Teknis Penulisan Buku" di Bangkalan.

Manusia boleh merencanakan, keadaan belum tentu sesuai harapan. Di pikiran penulis, dengan berangkat jam lima pagi, jalanan masih sepi, pertanda lalu lintas lancar tanpa hambatan. Nyatanya, jalanan sudah ramai dengan aktifitas keseharian. Sudah banyak roda empat dan roda dua menuju pasar dan tempat kerja. Memasuki Kota Pasuruan lalu lintas merayap, apalagi Kota Bangil hampir rapat seperti antrean sembako.

Selepas Tol Waru, rombongan menuju rest area untuk sekedar "mengisi bahan bakar jasmaniah" dan "ngetap olie". Di sini kami sadar bahwa jam sudah menunjukkan hampir pukul delapan pagi. Tanpa pikir panjang, tancap gas menuju Tol Tanjung Perak. Macet menjadi momok dalam kesempitan waktu. Selepas Tol Tanjung Perak menuju Jembatan Suramadu, "rayap jalanan" tak bisa dikompromi. Menggerus waktu untuk tiba tepat waktu, ibarat pak Bokir digoda hantu di film Suzanna, tak mampu berlari kencang.

Masuk Jembatan Suramadu, waktu sudah menunjukkan jam sembilan pagi lewat. Sambil nyetir, penulis lewat bantuan "asisten pribadi" berusaha kontak panitia. Jikapun undangan dan peserta sudah banyak yang hadir, silahkan dimulai. Namun panitia masih tetap menunggu "ketua yang kali ini betul-betul mati kutu dikerubuti rayap jalanan". Alhasil, "kendaraan tua" dipaksa lari kencang pada kecepatan antara 90-110 km/jam.

Pukul 09.45 WIB, akhirnya kami sampai di AULA MAN Bangkalan. Saya minta ketua panitia (Pak Rofi'i) untuk segera memulai acara. Dengan persiapan yang tergesa-gesa penulis dalam sambutan memohon maaf yang tak terhingga atas segala keterlambatan. Dada ini serasa sesak, sebab baru kali ini datang terlambat di acara MGMP IPS SMP Provinsi Jawa Timur. Apalagi acara ini dihadiri dua narasumber kondang Media Guru, bapak Mohammad Ihsan dan bapak Eko Prasetyo. Ingin rasanya wajah ini disembunyikan di kolong meja, andai saja bisa.

Oh....ya, tanda-tanda terlambat itu ada. Semalam penulis waktu ingin menandatangani susunan acara, pulpen jatuh dua kali. Saat ingin menyisir rambut untuk Sholat Subuh, sisir juga jatuh. Di pikiran penulis sempat terlintas,"ada apa ya?". Rupanya ini pertanda, penulis terlambat untuk pertama kali di acara penting. Semoga ke depan tidak terjadi lagi. Pelajaran yang perlu digaris bawahi, "Jangan Pernah Meremehkan Waktu".

Ujung Akar Bromo, 17.01.2019