Bunga anggrek di halaman rumah, kulihat sedang musimnya berbunga. Ada kekhawatiran yang muncul ketika kupandangi jumlah bunga yang bermekaran. Beberapa tanaman terlihat bahkan menghasilkan bunga dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga dahannya tak mampu untuk menahan jumlah bunga yang ada.

Kekhawatiranku terbukti ketika hujan pun tiba. Akhirnya, dahan itu benar benar tak kuat menahan bobot bunga yang terlalu banyak. Bunga itu pun terkulai patah. Aku sangat menyesalkan keadaan ini. Tentu saja patahnya bunga, akan mengurangi keindahannya.

Sambil kupetik bunga yang memang sudah patah itu, aku seolah dapatkan satu hikmah darinya. Bunga yang patah itu seakan bilang padaku, bukan tidak mungkin kesuksesan yang dicapai oleh seseorang akan dapat membuat dirinya lupa diri dan akhirnya jatuh.

Bunga anggrek yang tumbuh subur dan mencapai tingkat keindahan yang sempurna seharusnya disiapkan penyangga untuk menguatkan dahannya agar kuat menahan jumlah bunga yang berlebihan.

Demikian pula manusia ketika berada di puncak tertinggi kesuksesan harus menguatkan iman di dalam diri karena gemuruh angin cobaan yang melanda akan semakin kencang pula. Kekuatan iman di dada membuat seseorang akan menjadi lebih tangguh menghadapi badai kehidupan meskipun berada di puncak tertinggi kesuksesan. Karena pada umumnya, banyak orang lebih tahan menderita tetapi tak kuat menahan diri ketika menggenggam kesuksesan.

#edisibelajarmenulis#

070119