Hujan deras yang mengguyur kota Yogyakarta seakan tidak peduli dengan rencanaku pulang ke solo dengan Pramex ( kereta api Prambanan Express). Tiket kereta jam 14.10 WIB yang sudah di tangan dan jarak perjalanan yang hanya sekitar 5 km menjadi pertimbanganku untuk tidak terburu-buru berangkat. Maka, aku dan batitaku yang tidur dalam gendonganku pun berangkat ke stasiun jam 13.30 WIB. Mobil yang membawa kami segera meluncur ke stasiun. Namun, lajunya tidak bisa cepat, hanya merayap di tengah padatnya lalu lintas dan guyuran hujan. Yah, wajar saja karena musim liburan.

Jam digital mobil terus beranjak naik tetapi mobil hanya mampu bergerak sedikit demi sedikit. Ah, bisa ditebak apa yang akan terjadi. Terlambat! Tak apa lah, karena masih mungkin untuk membeli tiket kerta lagi untuk jam 16 WIB, jam 17 WIB, dan jam 20 WIB.

Sampai di stasiun jam 15 WIB, aku melangkah dengan penuh harap ke loket tiket kereta. Hmmm, tidak ada antrian, harapanku segera terwujud. Oh my God! Tiket terjual habis, hanya tersisa tiket untuk jam 20 WIB. Tiket bisa dibeli 1 jam sebelum keberangkatan. Maka, kuanjakan kakiku dari depan loket.

Seorang pemuda menghampiriku saat aku hendak keluar loket. Dia menawarkan 1 tiket kereta untuk keberangkatan jam 17 WIB. Alhamdulillah. Rupanya, dia bersama beberapa anggota keluarga yang lain dan hanya mendapatkan 1 tiket. Meskipun tiket yang tersedia tidak mencukupi untuk semua anggota keluarganya tetapi tetap dia ambil juga. Mungkin dia berpikir, siapa tahu 1 tiket itu nanti bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan seperti saya ini. Bersusah payah mendapatkan tiket sambil menggendong anak dan ransel di punggung. Terimakasih atas inspirasi kebaikan anda duhai pemuda. Berbuat baik dengan cerdas.