Aris Adiyanto

Lelaki bernama lengkap Aris Adiyanto, S.Pd MM ini lahir di Sukoharjo pada 5 Juli 1967. Ia alumnus UNS Solo Program D3 PMP & KN angkatan 1986. Tahun ...

Selengkapnya
Navigasi Web

TOT SASISABU BERJUTA MAKNA BERJUTA ASA 1 Januari 2019 @Kolom

Perhelatan TOT SASISABU Batu Malang 27 – 29 Desember 2018 boleh usai. Nuansa dan auranya akan terus semakin bergelora. Puluhan penulis dari seluruh penjuru tanah air boleh kembali ke habitat masing – masing. Semangat membara akan makin membahana. Mengisi setiap ruang di seluruh pelosok negeri.

Terpanggil sebagai salah satu peserta menjadi sejarah istimewa bagi saya. Betapa tidak, tugas membuat hand out dan power point harus diselesaikan dalam tiga hari. Bersaing dengan seluruh penulis mediaguru di tanah air menjadi kawah candradimuka tersendiri. Menunggu saat pengumuman peserta yang lolos menjadi olah raga spot jantung.

Perburuan tiket bus, mulai dari Pekalongan, Semarang dan Solo yang semuanya habis tak membuat niat hati jadi kendor. Jiwa dan raga ini harus sampai P4TK PKn IPS Batu Malang meski harus ngetheng naik bus Surabaya baru lanjut ke Batu. Beruntung ada seorang teman yang bersedia menolong. Ia punya jaringan sopir bus dari terminal Solo ke semua arah. Jam 11 malam biasanya mulai ada bus dari Jakarta masuk terminal Solo menuju Malang. Tak apalah menunggu sejak pukul 15.00 WIB menjadi pilihan.

Membuka status WA TOT SASISABU menjadi sarana ampuh mengobati rasa jenuh. Menyimak obrolan teman teman peserta dengan dinamika masing – masing sontak diri ini menjadi malu. Betapa tidak. Saya hanya perlu menunggu 8 jam untuk mendapat bus menuju Malang. Terbayang perjuangan teman peserta yang dari Bandung, Jambi, Palangkaraya, Bogor, Lampung, Karimun, Makasar dan daerah lain.

Baiklah saya sudah tidak sabar ingin mengungkapkan kekaguman saya pada mediaguru yang telah menumbuhkan berjuta makna berjuta asa. Saya tidak perlu menceritakan dinamika saya mendapat kursi 37 persis di samping kanan toilet bus. Aroma amoniak basah yang sebagian mengering menjadi kenikmatan tersendiri. Masker dan sarung yang saya siapkan tak mampu menahan aroma amoniak menerobos membelai lubang hidung. Wuih nikmat brow. Huhuhu.

Langsung saja ya. Hari pertama kamis 27 Desember. Sepuluh menit sebelum pukul 14.00 WIB saya memasuki Gedung Krakatau tempat perhelatan akbar digelar. Kursi barisan pertama sudah terisi. Beruntung bisa menempati kursi barisan kedua. Acara belum dimulai. Namun auranya sudah bisa saya rasakan. Pak Ihsan sudah siap diruangan. Sudah dua kali saya berkesempatan menikmati kehebatan beliau diatas panggung. Pertama tanggal 18 Agustus 2018 di gedung perpustakaan Kemendikbud. Kedua tanggal 15 Oktober 2018 di SMK Negeri 1 Kandeman Batang. Kehebatan beliau memotivasi tak ada yang bisa meragukan. Selain itu ada Mas Eko. Sebelumnya saya baru berjumpa sekali waktu pelatihan sagusabu Batang tanggal 3 – 4 November. Namun tulisan beliau hampir setiap hari bisa saya nikmati. Rasanya hari belum lengkap sebelum membaca tulisan beliau.

Selain Pak Ihsan dan Mas Eko, ada tiga peserta lain yang saya sudah kenal. Bunda Yuli, Bunda Wiwik dan Pak Maghfur. Saya kenal beliau sewaktu kegiatan semimar pecinta buku di gedung perpustakaan Kemendikbud tanggal 18 Agustus 2018.

Selain lima orang tersebut, ada beberapa orang yang saya kenal baru saja. Saya duduk di samping kiri Pak Edi Siswanto dari Kendal yang saya kenal tanggal 25 Desember di group TOT lantaran senasib berburu tiket bus. Bu Nuri orang kedua yang saya kenal juga. Sewaktu menanti mobil grab menjemput, beliau turun dari bus tepat di depan saya. Jadilah kami ngegrab bareng. Pukul 06.00 WIB sewaktu akan mencari sarapan bersama Bu Nuri, ikut bergabung Bu Pur dan Bu Hanif. Meski baru kenal kami berempat bercanda selama perjalanan menuju warung pecel. Canda tawa berlanjut selama di warung dan kembali ke asrama.

Kembali ke gedung Krakatau tempat perhelatan digelar. Acara tepat dimulai pukul 14.00 WIB. Sambil menunggu kehadiran Bapak Subandi untuk membuka kegiatan, acara perkenalan ditampilkan terlebih dahulu. Dari sesi ini saya dengan sangat jelas bisa mengenal semua peserta TOT SASISABU. Rasa minder mulai menggelayut. Betapa tidak. Selain memperkenalkan nama, menjukkan buku merupakan ritual wajib. Hehe naskah pdf buku saya terima persis saat saya menunggu giliran maju perkenalan. Membayangkan maju perkenalan tanpa membawa buku membuat grogi tingkat dewa.

Saya maju perkenalan tepat sebelum istirahat. Rasa grogi sedikit terobati dengan menikmati kudapan yang disediakan. Lima belas menit cukup menambah amunisi mengikuti sesi berikutnya. Bapak Subandi telah hadir. Siap membuka acara. Salah satu yang beliau sampaikan, sertifikat pelatihan layak ditandatangani oleh kepala P4TK. Sontak tepuk tangan bergemuruh. Luar biasa. Salah satu bukti kegiatan dari mediaguru didukung oleh berbagai fihak. Terimakasih Bapak Subandi.

Usai pembukaan, sesi perkenalan dilanjutkan. Setiap peserta yang maju saya amati dengan baik, menyerap segala kelebihan yang dimiliki. Mata dan perhatian saya kali ini beda, Ya beda. Betapa tidak. Maaf dengan tinggi 171 cm, selama ini saya termasuk petinggi. Hehe orang yang bertubuh tinggi. Pria yang maju kali ini saya amati lebih tinggi dari saya. Hmmm perkiraan saya tinggi beliau 180 cm. Maaf kalau salah. Bukan hanya masalah tinggi badan. Ada dari tampilan beliau yang beda. Buku. Ya buku yang beliau bawa. Beliau membawa buku tulis kosong. Hmmm. Saya jadi baper. Jangan – jangan beliau sengaja untuk mengangkat derajat saya lantaran tak bawa buku. Ya bisa jadi demikian. Maaf kalau salah juga. Tapi saya yakin sebenarnya beliau adalah orang hebat. Apalagi sebelum maju Mas Eko menyebut beliau sering mengantarkan siswanya meraih gelar juara.

Keyakinan saya terbukti waktu tahun kemarin, hehe maksud saya akhir Desember tahun 2018 beliau didaulat masuk tim elit editor media guru. Selamat piyayi adiluhung Bapak Maghfur Aly ( saja ). Saya yakin selain Pak Maghfur Aly akan segera muncul nama nama lain. Didaulat menerima tugas dengan kapabilitas masing – masing.

Tulisan tentang hari pertama mungkin cukup ya. Saya sudah tidak sabar membeberkan tulisan hari kedua.

Hari kedua. Saatnya persentasi. Jujur saya tak cukup percaya diri memasuki ruangan. Betapa tidak. Semalam usai sesi pembekalan oleh Pak Ihsan, Bunda Isti dan Mas Eko, rasa kantuk tak bisa saya lawan. Saya langsung tidur. Memberi kesempatan kepada Pak Maghfur dan Pak Abbas bercanda dengan lepi masing-masing mempercantik tampilan PPT.

Saya berharap cemas tidak tampil awal. Alhamdulillah tiga kocokan pertama nomor saya tidak muncul. Saya amati dengan seksama setiap penampil yang maju. Tak lupa keunggulan yang ditampilkan tersurat dan tersirat saya catat sebagai tambahan amunisi mengarungi samudera literasi. Waktu terus berlalu. Tak terasa waktunya istirahat. Nomor saya belum juga keluar. Lima belas menit istirahat menikmati kudapan. Hati masih harap cemas nomor saya muncul agar segera bisa tampil. Istirahat usai Persentasi dilanjutkan. Kocokan demi kocokan nomor saya tak kunjung muncul. Waktu terus berlalu. Tak terasa pula tiba waktu istirahat siang. Sudah 27 peserta tampil, nomor saya belum muncul juga.

Sesi berikutnya dimulai pukul 13.00 WIB. Hati makin gelisah ingin segera tampil. Apa boleh buat tiga kocokan berikutnya, nama saya tak muncul juga. Pikiran menjadi buyar melihat kehebatan peserta yang sudah tampil. Hati jadi grogi dan ragu menampilan 33 slide power point yang telah disiapkan. Sudah 30 peserta tampil. Kocokan 31 sampai dengan 40 nomor saya tak juga muncul. Baru pada kocokan 41, nomor saya muncul. Sontak hati tambah grogi. Untunglah biaaa mengajar dengan menyelingi lagu yang telah saya ubah syairnya disesuaikan dengan kebutuhan. Jujur lagu gubahan saya :

Satu satu aku suka nulis

Dua dua juga suka nulis

Tiga tiga tetap suka nulis

Satu dua tiga nulis nulis nulis

muncul dalam benak saua beberapa menit sebelum tampil.

Begitu juga dengan pantun:

Jalan – jalan ke kota Batu

Jangan lupa beli manggis

Kalau kau ikut sasisabu

Pasti kau bisa nulis

He he maaf terpaksa buka rahasia. Materi yang saya siapkan dalam power point dengan gaya yang berbeda prinsipnya sudah ditampilkan oleh peserta yang telah maju lebih dulu. Makanya saya memberanikan diri menampilkan satu slide yang berisi judul. Selebihnya saya berinteraksi dengan peserta diselingi pantun dan lagu tersebut di atas. Gelak tawa pecah memenuhi ruangan. Meski persentasi usai terus terang saya masih grogi. Berharap cemas dengan penilaian Pak Ihsan, Bunda Isti dan Mas Eko atas persentasi saya. Sungguh. Malam hari waktu sesi bedah naskah saya tak berani banyak bicara menanggapi naskah yang ditampilkan.

Perhelatan telah usai. Berjuta makna bisa saya tangkap. Berjuta asa kian menggelora. Betapa tidak kalau saat ini ada 3.000 an buku karya penulis mediaguru, tahun 2.022 saya memimpikan penulis di Kabupaten Batang menghasilkan 2.022 buku. Semoga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sik sik sik... sekarang saya jadi penasaran, sakjanya presentasi halaman kedua isinya apa? Hehe...

01 Jan
Balas

Masyaallah luar biasa... Benar-benar jendral lapangan dan penulis pilih tanding... George gun doors

01 Jan
Balas

Wah suasana begitu terasa saat membacanya tulisan ibu. Luar biasa kegiatan TOT Sasisabu.

01 Jan
Balas

kok ada nama maghfur Aly.. .. mungkin nama saya terlalu keren untuk dilupakan.. sampai nama p mahfud aly . jadi berubah 50 % .. salam literasi pak aris .. ngapunten

01 Jan
Balas

Runut dan Atut... luar biasa

01 Jan
Balas

Terima kasih, Akbar menjadi sahabat setia pakde untuk maju menggiatkan literasi di Batang

01 Jan
Balas

Semoga literasi di Batang semakin menggelora

01 Jan
Balas



search

New Post