Aris Arianto

Guru SMAN Model Terpadu Madani Palu-Sulawesi Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jejak Aneh di Bukit Antaga (2)

Jejak Aneh di Bukit Antaga (2)

(Hari ke-26)

Pagi pukul 7.00. Sekitar 40an warga sudah berkumpul di balai desa. Semuannya membawa senjata. Mereka terdiri dari para lelaki paru baya, dan sebagian pemuda pemberani yang akan melakukan pencarian Jardi. Kobe dan Mang Caroq juga ikut dalam tim. Pak Kades sendiri yang langsung memimpin pencarian secara keseluruhan di hutan Sintaba.

Mereka bergegas ke seberang sungai menuju hutan Sintaba. Begitu mereka sampai di tepi hutan, Pak Kades meminta agar mereka dibagi dalam dua tim. Tim pertama dipimpin oleh Mang Caroq, sedangkan tim kedua langsung dibawa kendali Pak Kades. Kobe bergabung di tim kedua.

Tim Mang Caroq melakukan pencarian ke bagian selatan. Sementara tim kedua menyisir ke arah barat hutan Sintaba. Satu jam kemudian, tim Mang Caroq kembali.Hasilnya nihil. Mereka balik tepi hutan karena bagian Selatan hutan Sintaba tidak seluas bagian Barat. Hutan Sintaba Barat akan melewati bukit dengan tumbuhan hutan yang lebat.

Sementara tim Pak Kades semakin merengsek masuk. Pak Kades memberi tanda agar berhenti sembari memberi kode semua anggota berlindung di balik pepohonan. Mereka mendengar dengkuran halus dari arah Barat.

"Syiiiiitt... syiiiit... syiiit...." Puluhan anak sumpit menancap di pohon tempat mereka berlindung.

"Semuanya menunduk dan tetap di tempat!" seru Kobe.

Hanya hitungan detik, mereka kembali dihujani anak sumpit. Kali ini anak sumpit terlihat menukik. Kobe memastikan sumbernya dari Bukit Antaga yang tidak jauh dari posisi tim Pak Kades.

"Aauhhhhh, tolong Pak Kades," jerit seseorang dari arah kiri Kobe. Masri terkena panah sumpit beracun. Seketika tubuh Masri kaku. Sekujur tubuhnya tiba-tiba menghitam akibat racun.

"Kang Masri mati," teriak Kobe.

"Innalillahi wainnailaihi rajiun," ucap beberapa orang sambil tetap waspada.

"Segera bopong mayat Masri!" perintah Pak Kades. Dua orang segera mengangkat tubuh Masri.

"Semuanya mundur," seru Pak Kades.

Tim Pak Kades sudah berkumpul kembali di tepi hutan bergabung dengan tim Mang Caroq. Mereka tidak menyangka kalau pencarian mereka menimbulkan korban jiwa.

Kobe tanpa sepengetahuan Mang Caroq dan Pak Kades memisahkan diri. Tekad Kobe sudah bulat. Mencari Jardi dan Makhluk Pendengkur. Diam-diam Kobe melangkah ke arah Barat.

Melihat anak sumpit yang menukik, Kobe yakin anak sumpit dilepas dari Bukit Antaga. Pasti Makhluk Pendengkur atau Si Bayangan Hitam ada di bukit itu.

Kobe sudah berada di punggung bukit. Langkahnya pelan sambil memandang ke tanah bukit. Ia melihat banyak jejak kaki manusia. Kobe memperkirakan ada lima orang pemilik jejak kaki. Kobe terus mengikuti jejak kaki itu. Langkahnya tertahan.

Kobe merasa aneh pada sepasang jejak kaki. Kaki kiri normal sementara sebelah kanan tidak sebesar tapak kaki kiri. Ia memperkirakan tapak kaki kanan terpotong bagian depannya.

"Syiiiiitt... syiiiit... syiiit...." Tiba-tiba puluhan anak sumpit menancap di depan Kobe, tepat mengenai jejak kaki yang terpotong.

"Kadal buntung, sialan!" teriak Kobe sambil berdiri. Ia mundur beberapa langkah.

"Woe Makhluk Pendengkur! Keluaaar!" Kobe meluapkan kejengkelannya dengan berteriak sekuat tenaganya.

Kobe kembali mengejar makhluk itu ke puncak Bukit Antaga. Ia merasa yakin, jika Makhluk Pendekur itu menginginkan kematiannya, maka sudah sejak semalam ia mati.

Makhluk itu tidak ingin aku mati, pikir Kobe. Kobe merahasiakan apa yang dialaminya dengan Makhluk Pendengkur itu. Kobe semakin penasaran.

Apa yang diinginkan Makhluk Pendengkur itu, pikir Kobe

"Bukan, bukan itu yang aku inginkan, aku ingin Jardi kembali," sungutnya. Kobe merasa bersalah.

Siang itu matahari terik. Tapi Kobe merasakan sebaliknya. Pepohonan besar dan rapat menghalangi terik matahari. Kobe terus berlari ke puncak Bukit Antara untuk mengejar Makhluk Pendengkur itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Penasaran dengan lanjutan pencariannya Kobe....

23 Jan
Balas



search

New Post