Kebenaran yang Menyakitkan
"Kebenaran terasa menyakitkan, namun sebenarnya ia membangunkanmu. Kebohongan terasa membuai, namun sebenarnya ia menyakitkan.” (Moffat Machingura)
Sebagai umat Islam semestinya kita suka berkata benar dan senang dinasihati apa adanya. Sebagaimana Abu Dzar ra yang terus minta diberikan taushiyah, "…Wahai Rasulullah ﷺ, tambahkan lagi taushiyah untukku. Beliau bersabda, "Berkatalah yang benar, walaupun itu pahit…” (Ibnu Hibban: 361). Atau Umar ra yang didoakan Nabi SAW “Semoga Allah merahmati Umar yang berkata benar walau pahit akibatnya, kebenaran selalu bersamanya sekalipun dia sendirian." (at-Tirmidzi: 3647)
Moffat, penulis buku 'Life Capsules for Personal Growth dan Life Capsules for Success' di atas mengajak kita untuk mau mendengar kebenaran tentang diri kita atau tentang situasi yang terkait dengan kita. Mungkin pertama kali mendengar terasa menyakitkan, tapi cobalah berlapang dada.
Pada akhirnya kebenaran itu akan menyadarkan kita, bahkan mengembangkan kita. “Kita dapat memilih untuk menjadi korban dari keadaan kita atau pemenang terlepas dari keadaan kita,” kata Moffat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi