Ceramah Ustad Umar Faqihuddin, M.M

Pagi menjelang, mentari bersiap menyambut pagi. Semua anggota badan bersiap menanti. Akan lisan yang istiqomah menahkodai.

Bila lisan dengan do'a memulai. Dengan dzikir-dzikir membasahi. Dan dengan tilawah beberapa lembar mengawali.

Pagi itu, seperti dipesan dalam kebaikan bakal dilalui. Setidaknya kepada Allah "qoulan sadida", (perkataan benar) itu dengan lisan ditaati.

Agar ikut membaik, seluruh tubuh dalam barokahnya mengikuti. Ikhtiyar baik setidaknya diukir hati. Seiring lisan mengucap fasih melantun khusyuk penuh arti.

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon di pagi ini. Ilmu yang bermanfaat menerangi, luasnya rezeki, dan amalan dalam penerimaan pasti."

Saat ilmu yang bermanfaat dipesan mengufuk pagi. Semoga dengannya cahaya hidayah menerangi. Tak salah langkah dan arah yang bakal di jalani.

Kemudian luasnya rezeki. Agar menjadi penenang hati. Hajat diri dan keluarga tercukupi. Modal amal sholih pun siap membeli. Di jalan Allah maksimal bertransaksi.

Tak lupa, amalan dalam penerimaan pasti. Lelah beramal dan menguras energi. Tanpa penerimaan akan merasa kecewa dan merugi. Sementara waktu tak bisa diputar kembali.

Tak jarang generasi sholih punya kebiasaan pagi yang istimewa dilazimi. Duduk di masjid hingga matahari agak meninggi. Untuk berdzikir dan memesan banyak hidayah dan taufik dari Robbul Izzati.

Jangan terlewat untuk segera meneladani. Agar silih waktu berganti. Usia kita menit demi menit dari jatah hidup dikurangi.

Dari lisan yang melafadz lihai.

Semoga semuanya dalam kebaikan diperbaiki. Selamat di dunia dan selamat kelak di akherat nanti.