Saya ingin melanjutkan pembahasan tentang banyak teman itu bahagia. Kemarin sudah diceritakan bahwa para santri sudah sangat menikmati suasana pesantren. Mereka dapat bermain bersama, bercanda bersama, tanpa ada sekat atau jurang pemisah. Mereka leluasa mengeksplor kesukaannya yang sesuai dengan usianya. Kata ahli, dunia anak adalah dunia bermain. Pola pendidikan yang dikemas dengan permainan, lebih bermakna. Hasil yang diharapkan inshaaallah lebih mudah dicapai.

Ada cerita lain, yang menurut saya merupakan pendidikan dan juga penanaman karakter kerjasama. Saya pernah melihat, saat para santri mencuci baju bersama. Biasanya mereka mencuci bersama setiap hari selasa sore, kamis sore dan hari ahad. Mengapa hari-harinya sudah dapat dipastikan???, karena selasa, untuk mencuci seragam senin dan selasa. Kamis sore mencuci seragam yang dipakai hari rabu dan kamis. Mencuci hari ahad, untuk seragam jumat dan sabtu. Mereka berangkat menuju tempat mencuci dengan senyuman gembira sambil bercanda. Membawa ember yang berisi cucian, alat dari kayu untuk alas mencuci dan sabun. Menurut saya, mereka ceria dan wajahnya bersahabat saat akan mencuci, hanya ada di pesantren. Bapak dan ibu wali santri dapat menjadi saksi. Apakah mereka mencuci sendiri di rumah?, atau dipaksa mencuci dengan wajah cemberut????. Silahkan dibandingkan, dengan apa yang saya lihat di pesantren.

Yang menurut saya mencuci itu dapat dijadikan pendidikan karakter kerjasama adalah, saat mereka berpasangan memeras baju. Setelah semua selesai mencuci, mereka berdiri dan saling berpasangan serta berhadapan. Baju yang akan diperas dipegang oleh keduanya. Kemudian saling memutar baju berlawanan arah. Diulang beberapa kali, sampai air dalam cucian benar-benar habis. Mereka saling bergantian, sesuai pasangannya. Saat melihat itu, saya merasa bahagia, karena mereka mencuci sambil bercanda dan tertawa. Bahagia dan pekerjaan selesai. (bersambung).