Bagi yang belum terbiasa, akan merasa kurang nyaman, saat membaca pesan di grup WA wali santri. Terutama pesan wali santri baru. Ada saja permintaannya. Ada yang minta kegiatan difoto. Ada yang minta waktu, untuk ketemu anaknya. Ada yang protes terhadap kebijakan pesantren. Ada yang curhat, adiknya panas karena kangen dengan kakaknya. Ada yang menanyakan anaknya sehat apa tidak.

Yang namanya perubahan itu, pasti ada dampaknya. Perubahan itu membutuhkan waktu, untuk adaptasi. Yang adaptasi tidak hanya anaknya, tetapi juga orang tuanya. Berubah dari kebiasaan lama, menuju kebiasaan baru itu butuh perjuangan. Yang berjuang juga dua-duanya. Tidak hanya anaknya, tetapi juga orang tuanya. Masa adaptasi itu, membutuhkan waktu yang agak lama. Harus sabar, sebab masa adaptasi itu, adalah saat yang rawan. Pihak pesantren harus ekstra hati-hati. Tidak boleh gegabah. Sebab gagal masa adaptasi, gagal anak tersebut menjadi santri.

Karakter manusia memang tidak sama. Ada yang kuat berpisah dari awal, ada juga yang membutuhkan waktu. Yang sering saya tulis di tulisan sebelumnya. Semua orang tua pasti sayang kepada anaknya. Hanya kadang, kurang tepat dalam mengartikan kata sayang. Saya sangat setuju dengan sebuah ungkapan, lebih baik menangis berpisah sementara untuk menuntut ilmu, daripada menangis saat orang tua sudah lanjut usia, anaknya tidak mempedulikannya. Kemudian ada juga motivasi yang luar biasa, jangan tangisi saat anaknya berangkat ke pesantren, tetapi tangisi saat anaknya bermain game di perempatan jalan.