Badan ini mungkin merasakan lelah. Sebab pagi masih harus mengayunkan sabit, untuk meratakan rumput. Sehingga mudah sekali tidur, saat badan direbahkan. Padahal niat hati hanya ingin meluruskan badan. Mudahnya tertidur, teman-teman memberi istilah, "Pelor". Kata pelor ternyata ada dalam KBBI. Kata pelor itu, artinya peluru. Ternyata bukan itu yang dimaksud. Pelor itu memiliki kepanjangan, yaitu nempel dan molor. Nempel berarti tiduran, dan molor berarti tidur.

Kejadian pelor hari ini dua kali. Pertama saat setelah shalat dhuhur di masjid Al Fatah PPMTQ Daarussalaam Slinga Purbalingga. Setelah shalat sunah rowatib, langsung menggelar sajadah dan badan direbahkan di atasnya. Rasanya sangat nikmat. Didukung udara spoi-spoi yang masuk melalui jendela masjid, menerpa tubuh ini. Tidak menunggu waktu lama, akhirnya terlelap. Saya tidak begitu paham, berapa lama tertidur. Sampai akhirnya terjaga, karena mendengar suara panggilan. Teman saya yang juga berada di masjid Al Fatah, menerima informasi melalui WA, memberitahukan untuk segera pulang, ada tamu.

Pelor yang kedua, terjadi setelah shalat maghrib. Kembali badan ini direbahkan sambil ada yang memijat-mijat kaki sebelah kiri. Mungkin rasa nyaman, damai, dan bahagia yang membuat lama kelamaan mata ini tertutup dan tidur. Sampai tidak mendengar kumandang adzan isya. Tiga orang yang di rumah dan tidak tidur, tidak berani membangunkan. Kembali terulang kejadian di pelor yang pertama. Terjaga dan bangun, karena merasakan ada benda yang menyentuh badan ini, sambil mengucapkan kalimat, ada tamu. Dua kejadian yang sama hari ini, membuat saya merenung. Allah Swt telah menggerakkan hambanya untuk silaturahmi ke rumah, dan keduanya sama-sama menghantarkan rezekiNya. Terima kasih saudaraku, Allah Swt yang akan membalasnya, tentunya dengan balasan yang berlipat ganda. Aamiin.