Aris Pujianto

Aris Pujianto adalah guru matematika MTs Muhammadiyah 04 Slinga Purbalingga (Mufourga) yang beralamat di Jl. Raya Slinga, Kec. Kaligondang, Kab. Purbalingga Jaw...

Selengkapnya
Navigasi Web
Takir Kemerdekaan
Bapak Ibnu Soimi, sedang memberikan tausyiyah kemerdekaan.

Takir Kemerdekaan

17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka, Nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia, merdeka. Sekali merdeka tetap merdeka, selama hayat masih dikandung badan. Kita tetap setia, tetap setia, mempertahankan Indonesia. Kita tetap setia, tetap setia membela negara kita.

Syair lagu merdeka yang diciptakan oleh H. Muntahar telah menjadi pengobar semangat para pejuang pendahulu kita. Tidak hanya pejuang kemerdekaan yang semangatnya bergelora, pejuang pengisi kemerdekaan juga tumbuh ghirohnya. Untuk terus berjuang sesuai dengan keahliannya, sesuai dengan kompetensinya.

Ahad malam (16/8) warga RT 01 RW 3 mengadakan tasyakuran kemerdekaan Indonesia yang ke 75. Kegiatan ini dilaksanakan di depan gardu ronda dan gudang penyimpanan kekayaan RT. Dihadiri oleh seluruh warga, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua.

Kegiatan tasyakuran dimulai dengan tampilan grup genjring milih RT 01 RW 3 Slinga, Kaligondang, Purbalingga. Grup ini menampilkan dua buah lagu pembuka. Kemudian dilanjutkan sambutan-sambutan dan tausyiyah kemerdekaan oleh bapak Ibnu Soimi.

Isi tausyiyah malam HUT RI ke 75, dimulai dengan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi pandemi corona ini. Kemudian dilanjutkan cerita mengenang perjuangan pemuda Slinga. Tokoh pejuang yang diceritakan adalah seorang pemuda yang bernama Blentung. Saya lupa nama yang sebenernya. Terkenalnya atau istilah zaman sekarang viralnya adalah Blentung. Ceramah diakhiri dengan bagaimana perjuangan mengisi kemerdekaan. Mengisi kemerdekaan, harus dengan hal-hal yang positif.

Setelah tausyiyah selesai dan ditutup dengan doa, dilanjutkan makan takir bersama. Ketentuan takir ini, setiap keluarga membawa takir yang jumlahnya sesuai dengan anggota keluarga yang hadir di acara tasyakuran ini. Kemudian diberikan kepada panitia dan dicampur dengan takir yang lain. Dapat dipastikan, peserta akan mendapatkan takir yang berbeda dengan takir yang dibawa dari rumah.

Makan malam bersama seluruh warga, merupakan kenikmatan yang tiada tara. Ternyata benar, bahagia itu sederhana. Tidak harus mewah. Makan takir lauk kacang goreng, telur, srundeng dan mie, tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Benar-benar nikmat dan mantap.

Kegiatan diakhiri dengan tampilan kembali grup genjring. Malam itu, saya hanya dapat menikmati tiga buah lagu, dari lima lagu yang rencananya akan dipersembahkan untuk warga RT 01 RW 3. Mengapa hanya tiga lagu?, sebab makan sambil menikmati irama rebana. Tidak terasa, takirnya sudah habis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post