Nabi Isa ‘Alaihissalaam merasa tidak nyaman ketika ribuan bahkan jutaan lebih tubuh makhluk Ya’juj dan Ma’juj bergelimpangan. Tubuhnya rusak hingga tak bernyawa akibat gigitan ulat-ulat kecil pada leher-leher mereka. Begitu banyaknya bangkai-bangkai Ya’juj dan Ma’juj membuat nabi Isa ‘Alaihissalaam tidak leluasa bergerak dan melangkah. Setiap jengkalnya selalu didapati bangkai Ya’juj dan Ma’juj. Karenanya ia memohon kepada kembali Alloh Ta a’la untuk dapat membersihkan bangkai-bangkai itu.

Maka seketika datanglah rombongan burung. Burung-burung itu mencengkram dan membawa tubuh Ya’juj dan Ma’juj. Setelah bersih, kemudian Alloh menurunkan hujan, yang dengannya bumi menjadi bersih kembali.Demikianlah cuplikan peritiwa besar di akhir zaman yang dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam.

Besitan kisah di atas muncul ketika penulis merasa jijik melewati seekor bangkai tikus di jalan. Entah kenapa bisa ada di jalan. Dan siapa orangnya yang membuang di jalan. Hal itulah yang akan dikupas dalam Jejak Pena edisi kali ini.

Pemandangan tikus mati di tengah jalan sepertinya sering kita jumpai. Ususnya terburai. Darahnya berceceran. Ihhh, jijik melihatnya. Hampir di setiap tempat. Bahkan juga di perkotaan. Di jalan kecil, sedang, sampe jalan _by pass_ pun bangkai bintang pengerat ini ada. Sempet berpikir, mengapa binatang itu mati di jalan?. Apakah binatang itu mati karena terlindas kendaraan ketika sedang menyebrang?. Ataukah sengaja dibuang oleh orang yang mendapati tikus dirumahnya?.

Selain menimbulkan rasa jijik, bangkai tikus juga menimbulkan bau yang tidak sedap. Mudhorot lainnya menimbulkan penyakit. Tahukah Anda, bahwa tikus membawa penyakit _Leptospira_.

Penyakit _Leptospira_ berasal dari kuman yang masuk ke tubuh tikus dan berkumpul pada air seninya. Air seni tikus yang mengandung kuman ini dapat menular ke manusia secara langsung melalui kulit, selaput lendir tenggorokan, dan mata. Bila kuman ini masuk ke dalam tubuh manusia maka akan dapat merusak jaringan tubuh. Gejala dari mereka yang terkena penyakit ini adalah demam mendadak, kulit merah dan otot pegal.

Bangkai tikus yang dibuang di jalan, kemudian terlindas kendaraan maka air seni yang keluar dan terkena orang, akan dapat menjadi penyebab terkenanya penyakit itu. Atau terbawa air hujan. Bangkai tikus yang terbawa air hujan yang disitu terdapat air seni tikus, maka air yang terkena manusia dapat menjadi penyebab terjangkitnya penyakit.

Dampak lainnya adalah pelakunya mendapatkan dosa. Mengapa berdosa?. Karena orang tersebut telah melanggar syariat agama. Bukankah Rasulullah pernah menasehati, “Muslim sejati adalah muslim lain yang selamat dari lisan dan tangannya”(HR. Bukhori dan Muslim). Mereka yang melewati bangkai tikus di jalan pasti akan menutup hidung dan mulutnya. Mereka merasa jiji, bau dan tidak nyaman. Sikap tersebut bukanlah karakter muslim yang baik.

Perbuatan yang dianjurkan dan mendapatkan pahala adalah sebaliknya. Yaitu menyingkirkan gangguan di jalanan. Kata Rasululloh hal itu adalah cabang dari keimanan. Jadi bila mendapati tikus mati di rumah, sebaiknya tidak dibuang di jalan, melainkan dikubur di tanah. Hal tidak akan menimbulkan bau, jijik dan penyakit karenanya mudah terurai.

Demikian ulasan Jejak Pena, semoga informasi ini bermanfaat dan dapat disebarkan untuk kebaikan bersama. Aamiin. Terima Kasih.

14.14. Sambil _nyapluk_ serabi kinca, Sabtu, 27 Januari 2018.